Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Barisan Kata-Kata

Malam kian beranjak kelam. Putaran waktu tinggal menunggu laju tepat terhenti. Dan masih belum ku pilih lelap. Kata-kata memaksa diri untuk diungkap. Aku tahu matamu belum jua pejam. Sebentar menjelang perayaan. Pertambahan atau kah pengurangan jatah menjejaki bumi. Anggaplah pertambahan bagi suka cita bukan duka. Kalau pun duka sempat hadir. Aku yakin kau lebih dari sekedar kuat. Perjalananmu melampaui aku. Duka kita barangkali juga beriring. Hanya sepertinya kita teramat sangat malas mengeluhi nestapa. Cukuplah sela tawa jadi hiburan. Kekonyolan demi kekonyolan kita bagi. Tentang pengurangan, kita sikapi sebagai tahapan (sok) dewasa. Kenapa ? Sebab terlalu menyebalkan bila diri di minta terusan serius. Ada kalanya menjadi kekanak-kanakan jalan terbaik untuk tetap memandang bahwa dunia tercipta indah. Selamat untuk hari lahirmu, akan kusemati apa? Teman ? Sahabat ? Atau akh ... sistha lebih pas yah. Beriring segala doa-doa baik. Semoga terwujud segala ingin. Jangan pernah bosan me

Mendaur Ulang Rasa

Pertanyaan kepada diri, rutinitaskah yang menyita seluruh waktu dan tenaga, hingga mengurangi rasa cinta pada tumpukan buku. Ada beberapa tergeletak menunggu di baca sampai akhir. Ada yang meringis berdebu berharap ku sapa. Kusibak lembaran demi lembarannya. Mungkin bukan tak cinta. Aku masih memandangi tumpukan itu. Sesekali menyentuh. Mengibas debu pada covernya. Membaca meski tak lama. Perhatian ku segera teralihkan pada kegiatan lain. Tapi yang teramat sangat menyita perhatian kecanduan sosial media. Membaca sih setiap hari. Media saja yang berganti. Kasian buku-bukuku terpinggirkan. Aku perlu mengakrabi perasaan itu. Kala menggebu-gebu mendapati bacaan baru. Mencium aroma lembaran demi lembaran kertas. Terlarut serta hanyut pada cerita-cerita magis itu. Imajinasiku butuh berkelana. Mari meniatkan dan bertekad mendaur ulang rasa pada buku-buku. Jatuh cinta pada daya magisnya.

Perjalanan Dua Januari

Tak lagi ada yang perlu kurisaui Pada langit mendung Jalanan riuh bising Wajah-wajah tanpa satu pun kukenali Pada negeri antah berantah asing Tak lagi ada yang perlu kutakuti Kupasrahkan semua pada Ilahi Kuatkan langkah dan teguhkan hati Sebab pada akhirnya perjalanan tak pernah membiarkanku sendiri Akan ada teman-teman baru yang mengiringi Jangan cemasi ketersesatan Teruslah melangkah meski gemuruh ketakpastian menekan Membuka mata, melapangkan hati, menajamkan telinga Baca juga :  Pertanyaan Kesiangan Kejedot Tengah Malam Berakrab Ria dengan Bulan September Bibit Nyebelin Penghujung Oktober