Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

[FOOD] Nyobain Makanan Korea ala Mr Daebak

Selama Pandemi ini saya belajar menahan diri. Keluar rumah sebatas belanja keperluan dapur. Bisa dibilang saya berusaha untuk gak boros. Karena ke depan masih abu-abu.  Mr Daebak Bukittinggi  foto :  MizzYani Tapi, sesekali boleh dong. Itung-itung bentuk penghargaan dan tanda sayang ke diri sendiri karena gak bandel dan tiap keluar pasti pakai masker.  Saya pun janjian dengan Dona, rekan kerja yang biasanya rutin ketemu. Semenjak Coronces muncul, berbulan-bulan tak pernah lagi bersua namun tetap bertukar cerita dan saling menguatkan via WhatsApp.  Melihat situasi yang sudah lumayan kondusif, di pertengahan November, kami sepakat mengatur janji temu.  Omong-omong tentang tempat makan, kami berdua bukan tipikal anak nongkrong. Butuh pertimbangan hingga 7 purnama terutama Dona. Anaknya lebih tahan banting sementara saya  agak labil dan terkadang impulsif. Meski lepas kontrol kayak gini tuh jarang.  Kali ini, saya berhasil ngajak Dona nongki cantik ke Mr Daebak , resto yang khu

Review Buku : Terusir - Buya Hamka

Lumayan lama gak up-date review buku , padahal baca buku jalan terus. Mood nge-review bukunya yang terkadang ambekan. Semua bahan sudah siap, eksekusinya ini loh ckckck Parah beut diriku. Kamu pernah ngalamin  kayak gini juga gak sih ?   Judul : Terusir  Penulis : Buya Hamka Genre : Non-fiksi, Novel Roman Penerbit : Gema Insani Tahun Terbit : 2016 Tebal Buku : 142 halaman  Baca di : iPusnas Rating : 🌟🌟🌟🌟 Kali ini saya mau review buku Terusir karya Buya Hamka. Pasti kamu sudah familiar dengan nama beliau yah. Selain dikenal sebagai ulama kharismatik, beliau juga aktif menulis salah satunya kisah roman. Ada 2 novel beliau yang sangat fenomenal seperti Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Di Bawah Lindungan Ka'bah. Kedua novel ini pernah difilmkan dan mendulang sukses.  Buya Hamka piawai meramu kisah pahitnya realitas kehidupan yang seringnya berakhir tragis. Melalui karyanya beliau kerap mengkritisi tradisi adat dan perilaku masyarakat yang dianggapnya menyimpang. 

Hatimu Bara Api

Telaga tertancap pada muara hatinya, pernah gemuruh menerpa, namun tak sempat hasilkan gelombang, hanya riak di tepiannya.  Nun di seberang sana, hatimu bara api, entah sampai kapan ?  Ia melupa, engkau gigih mengingat Ia lapang, hatimu penuh sekat Tak tahu bagaimana leluasa melepas  Di hatimu penuh bara yang gigih kau ikat  Bagimu, lukamu lebih utama Kau lupa, kata-katamu bagai bara dalam sekam Ia pun sama adanya denganmu Punya hati serapuh adanya hatimu  Jadi, setelah kata-kata tajam penuh bara ditujukan padamu, bukankah perih ?  Kau melihat lukamu saja, kau lupa seberapa dalam kata-katamu tajam mencipta luka

Pengalaman Nyobain Lampu Pintar Bardi yang Dapat Berubah Warna Serta Hemat Energi

Tanpa terasa sudah di penghujung tahun 202O saja. Kamu sudah bikin resolusi apa ? Kalau saya resolusinya konsisten nge-blog di smartphone . Alhamdulillah , berkat nge-blog di smartphone saya berkesempatan nyobain Lampu Pintar Bardi 9W-RGBWW  dan Smart IR Remote 10M-BLK , dua produk unggulan Smart Home yang bisa dikontrol melalui aplikasi smartphone selama ada koneksi Wi-Fi/Hotspot.  Lampu Pintar Bardi - MizzYani Sebagai manusia gaptek, saya cukup berdebar-debar, bisa gak yah menggunakannya ? Ternyata, setelah dicoba gampang banget.  Seperti apa pengalaman manusia gaptek nyobain teknologi canggih Bardi ?  Kali ini, saya akan review 2 produk unggulan Bardi Smart Home, yaitu Lampu Pintar 9W-RGBWW dan sebuah remot IR 10M-BLK.   Review Lampu Pintar Bardi (Smart Light Blurb) 9W-RGBWW  Mungkin, masih banyak dari kamu yang belum begitu  familiar dengan lampu pintar dan bertanya-tanya apa itu lampu pintar ? Apa perbedaan dan kelebihan lampu pintar dibanding lampu pijar yang biasa kamu gun

Pandemi Sebagai Titik Balik

Terkadang, butuh sebuah momen untuk kembali menyadarkan diri pada cita-cita semula, terutama buatku. Berkali-kali kepengen menulis, ujung-ujungnya sekadar wacana semata. Di luar dugaan, ternyata Pandemi sebagai titik balik hidup   Selama ini, saya berlindung dibalik kesibukan, gak punya waktu hingga keraguan pada kualitas tulisan sendiri. Kira-kira tulisanku ada yang baca nggak yah? Atau, seandainya dapet kritikan pedas, mentalku siap nggak? Dan berbagai pikiran negatif lainnya yang menghambatku untuk menulis. Hingga, seperti yang disebutkan di atas, yang kubutuhkan sebuah momen kesadaran, dan momen itu berupa serangan Pandemi yang berlangsung hampir sepanjang tahun 2020.  Sungguh tahun tergila, paling absurd dan melelahkan. Begitu banyak hal yang mengaduk-aduk jiwa serta menguji ketahanan diri. Sempat insecure tapi ajaibnya menulis mengembalikan kepercayaan diri dan keberanianku lagi.  Akhir September, saya melirik blog yang sudah bertahun-tahun terbengkalai. Saya baca

Satu Hari Bersamamu (For One More Day) - Mitch Albom

Ini merupakan buku ketiga Mitch Albom yang kubaca,  Satu Hari Bersamamu (For One More Day) , seketika ingatanku melayang pada sosok almarhum nenek.  Bertahun-tahun setelah beliau tiada, kehilangan bercampur sesal tak jua lesap dalam dada.  Bagaimana pun, bukan hal mudah kehilangan orang terkasih. Butuh waktu lama untuk sampai ke tahap penerimaan.  Judul : Satu Hari Bersamamu (For One More Day) Penulis : Mitch Albom Alih Bahasa : Olivia Gerungan Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : 2019 Genre : Novel ( terdiri dari 252 halaman) Baca di iPusnas Rating 🌟🌟🌟🌟 Sinopsis Persis seperti yang  dialami Charley "Chick" Benetto , sejak ibunya Pauline "Posey" Benetto meninggal, hidupnya mulai kacau balau. Ia seakan kehilangan arah, ia gamang menjalani hidup. Tak henti ia menyalahkan dirinya untuk semua kasih sayang dan pengorbanan ibu terkasih yang tak sempat ia balas. Ketika masih kecil, Charley diminta memilih oleh ayahnya, hendak menjadi ",ana