Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puncak Lawang

Terkenang sesuatu di Puncak Lawang (tamat)

Terbayar sudah segala macam lelah. Penatnya kaki serta jari-jari lecet. Peluh seakan menguap. Panas terik terasa sejuk. Pemandangan di depan mata, hamparan danau maninjau dan langit biru terang yang menaungi di atasnya adalah hadiah dari segala upaya.Masya Allah ... Dan tepat menghadap danau maninjau, saya duduk termenung. Berpikir dalam. Berkelana kian kemari. Menjelajah imaji. Percakapan itu tercipta hanya berdua, saya dan diri sendiri. Senangnya untuk ketiga kali menginjakkan kaki di tempat ini. Kali ketiga dengan perasaan aneka rupa. Kali ketiga dengan orang-orang berbeda. Dan saya bersyukur untuk semua yang pernah dan sudah terlewati. Mata saya pun menatap takjub ke langit lepas. Lihat mereka di atas sana. Terbang bebas ... lepas ... Tunggulah ada saatnya ingin jua mengepakkan diri. Terbang menari bersama kawanan awan. Tak menengadah ke atas tapi menatap jauh dari atas. Ada beberapa permainan seru menguji nyali di Puncak Lawang. Tinggal pilih saja. Dan karena kangen banget pen

Terkenang sesuatu di Puncak Lawang (part 2)

Jujur saya harus geleng-geleng kepala sekalian tepuk tangan buat Dona, si travelmate. Entah pemikiran macam apa yang bersemayam di kepalanya kala itu. Dua jam perjalanan menempuh puncak lawang dari pasar Matur. Bukan karena ndak punya duit. Kebetulan dana kami cukup berlebihlah. Makanya dalam kondisi mepet disempet-sempetin travelling. Dari semalem saya sudah nyiapin ya snack, minuman, outfit juga yang nyantai banget. Di kepala saya tergambar nanti sesampe di pasar Matur lanjut ngojek ke Puncak Lawang. Tapi, kala itu entah Donanya kesambet. Atau saya yang ikutan sableng. Siang itu, kami berhenti di Pasar Matur. Seingat saya naik ojek yaa disekitaran pasar. Ternyata, ndak ada satu ojek pun yang mangkal. Kami putusin menyusuri lokasi sambil berjalan kaki. Berharap di perjalanan ketemu ojek. Tanpa terasa setengah sudah perjalanan. Di bawah panas terik matahari siang itu kami menempuhnya. Muncullah pertanyaan di kepala saya dan tak bisa ditahan. Meluncurlah melalui mulut ini, "Na i

Terkenang sesuatu di Puncak Lawang

Liburan semester kala itu pernah nyaris bikin sebel. Gundah-gulana tiada tentu. Cobalah bayangin nyaris semingguan itu mendekam di kos tercinta. Berkutat bersama tumpukan novel-novel. Berselancar bebas di dunia maya alias ngenet. Rumpi-rumpi sama ibuk kos. Sudah hapal luar kepala kisahnya. Saking keseringan siaran ulang. Sesekali telponan sama sahabat. Atau iseng misscallin bokap biar ditelpon balik. Keadaan seolah tidak berpihak kala itu. Ada benarnya yah ... Kesabaran menerima keadaan yang ndak asyik meluluhkan sang maha. Tuhan bersama anak kos yang mencoba sabar serta tabah ndak bisa jalan-jalan. Ceritanya, sehari menjelang liburan berakhir. Tuhan menghadiahi saya berita baik. Alhamdulillah saya sambut penuh sukacita. Keharuan menyelimuti. Bersyukur Tuhan berkenan mewujudkan doa-doa anak kos yang demikian haus travelling di detik-detik terakhir. Saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Mulailah otak saya berpikir. Memilah lokasi pas dalam kondisi mepet itu. Puncak lawang ad