Langsung ke konten utama

Memulai Tanpa Ribet

Hai semua pembaca blogku, hampir satu bulan lamanya blog ini gak pernah di-update. Ternyata, saya tidak berbakat multi-tasking. Kebukti blog terbengkalai karena kesibukan lain. Padahal, udah bertekad tapi niat saja tidak cukup. Saya harus memulai tanpa ribet mikirin kata-kata yang harus ditulis. Kelamaan mikir hanya ngabisin waktu dan ujung-ujungnya aktivitas nge-blog tiarap. 😅

Resolusi tahun lalu, ingin fokus nge-blog, hingga suatu hari Tuhan sepertinya ingin saya ngerjain hal lain. Sempat ragu pada kemampuan diri sendiri. Tipikal introvert kayak saya energinya gampang menyusut kala harus berinteraksi lama-lama. Tapi, balik mikir, kalau introvert ini terus diberi ruang bermanja-manja, apa kabar keuangan saya ? Sementara, nge-blog masih tahap pemula belum bisalah menghasilkan pundi-pundi. 

Akhirnya, saya terima job itu, dan alhamdulilah 2 bulan berlalu, ada plus minusnya. Plusnya keuangan nge-bul, minusnya gak punya waktu untuk nge-blog. Atau itu alasan saya doang. Bukankah untuk hal yang paling kamu inginkan, seberapa pun sulitnya, kamu pasti bakal nemuin solusi jitu agar terus berlanjut ? 

Jadi, solusinya saya yang harus membenahi diri sendiri. Mencari cara bagaimana aktivitas nge-blog berlanjut. Sumpah, saya sayang dan cinta banget nge-blog. Selain menyalurkan uneg-uneg yang ada di kepala, saya pun berkenalan dengan orang-orang yang berkecimpung di dunia perbloggeran. Meskipun belum akrab, tapi rasanya menyenangkan tergabung dalam komunitas yang kamu senangi. 

Ohya, 4 paragraf di atas berhasil saya tulis di sela-sela jam kerja, menyepi sejenak ke kamar mandi, dan voila unek-unek di kepala bisa jadi tulisan. Hehe 

Sebenernya, gak mau nge-posting tulisan ginian. Tapi, berhubung saya ikutan di komunitas menulis Satu Minggu Satu Cerita , dapet kiriman surat cinta berupa peringatan harus segera setor tulisan atau bakalan ke depak. Sepertinya harus digituin agar saya tersadar pada tujuan awal kenapa dulu nge-blog. Seberat apa pun semangat nge-blog gak boleh kendur. Fighting 😁




Komentar

  1. Bener kak nulis memang yg penting mulai, nanti juga bakalan jadi 1 artikel hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar - Tere Liye

Hampir 6 tahun lamanya, saya memutuskan berhenti membaca buku-buku karya Tere Liye . Bukan karena karyanya jelek. Melainkan, saya ingin eksplorasi karya penulis lain. Rasanya, hidup terlalu singkat, bila hanya dihabiskan membaca satu karya penulis saja. Mulailah saya bertualang dan mengoleksi berbagai buku yang menarik perhatian dan memperkaya wawasan dan sudut pandang.  Hingga suatu hari, terbitlah novel karya Tere Liye yang berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Novel yang rilis tanggal 1 Februari 2024 bertepatan dengan suasana menjelang pemilu.  Jujur, saya sama sekali belum tertarik untuk membeli. Sekadar saya lirik di akun IG Tere Liye. Sampai saya ke-trigger oleh twit dari Ernest Prakasa yang memposting novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye. Kaget dan nggak nyangka ! Ernest Prakasa baca novel Tere Liye !!!! Review-nya ini novel yang sungguh berani. Terlalu berani. Salut .  Saya pun penasaran. Apakah novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar akan se...

Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim

[ Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim ] Buku merupakan tempat pelarian ternyaman yang saya pilih. Setiap kali lelah dengan ekspektasi yang seringnya ketinggian, cemas sama masa depan, khawatir dengan opini orang lain atau kesal dan kecewa ketemu orang-orang yang bikin emosi. Ajaibnya, dengan buku kayak punya teman cerita, teman diskusi yang asyik dan nyambung. Boro-boro di dunia nyata, susah ketemunya. Hehe  Sama halnya, saat saya baca Buku The Things You Can See Only When You Slow Down ini, berisi pesan-pesan singkat seperti kutipan bijak dan essai sederhana namun bermakna. Saking sukanya, buku ini sudah berkali-kali saya baca ulang. Tapi, baru kali ini, saya sempat mereview buku yang terjual  lebih dari 3 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.  Buku ini mengulas segala aspek kehidupan sehingga wajar kamu pun bakal merasa relate dengan 8 Bab yang dijabarkan yakni Bab 1 : Istirahat, Bab 2 : Keber...

Buku Filosofi Teras, Mental Tangguh Menghadapi Dinamika Hidup

Apa kabar ? Masihkah semangatmu nyala? Atau terendap dalam kubangan emosi negatif ? Kenalan yuk sama buku filosofi teras , siapa tahu dengan membaca buku ini bisa mengubah persepsimu tentang musibah yang kamu alami serta emosi negatif yang belum mampu dikendalikan seperti rasa cemas, khawatir hingga depresi.  Judul Buku : Filosofi Teras Penulis : Henry Manampiring Penerbit : Kompas  Terbit : Tahun 2018 Jumlah: 344 halaman Rating 🌟🌟🌟🌟 Baca melalui iPusnas Ternyata, sumber itu semua letaknya di pikiran kita. Kebiasaan kita yang suka mendramatisir kesedihan dan berlarut-larut di di dalamnya, memicu emosi negatif, yang bikin hidup tidak tenang. Kita senantiasa dirong-rong oleh kekhawatiran yang kita ciptakan sendiri. Padahal, belum tentu terbukti juga, kan ? Some things are up to us, some things are not up to us - Epictetus Karena itu, melalui buku  Filosofi Teras, Om Piring sapaan akrab penulis, menganjurkan kita harus mencoba belajar mengendalikan pikiran me...