Langsung ke konten utama

Caraku Mencintai Diri

Love your self
Foto : MizzYani

Aku menemukan diriku belakangan kehabisan energi. Laju kehidupan menuntut diri bergegas dari satu jalur menuju jalur berikutnya. Bahkan memperoleh jeda di antara semua keriwehan demi bertahan hidup adalah hadiah mewah yang tak ingin kusia-siakan. 

Mencintai diri sendiri kerap kali dilabeli egois. Padahal, yang mereka perlu pahami dapat mencintai dengan tulus dan menjalani hidup dengan sukacita dan penuh syukur hanya dapat diperoleh setelah mengutamakan pemenuhan bagi diri sendiri yaitu waktu untuk diri sendiri. Dapat bernapas dengan tenang. Berpikir leluasa tentang pencapaian dan tujuan hidup. 

Menurutku, sebelum baik pada orang lain, haruslah lebih baik pada diri sendiri. Berbelas kasihan pada diri sendiri. Menepilah saat lelah melanda. Menetapkan batasan jelas kapan harus berkata ya dan tidak. 

Baru-baru ini, aku menetapkan batasan jelas. Dan sama sekali tidak ada penyesalan. Pemulihan energiku menjadi prioritas. Pada akhirnya, aku hanyalah manusia biasa dengan semua ketidaksempurnaan yang kuterima dengan lapang. 

Menaruh ekspektasi pada orang lain sungguh tindakan tidak bijaksana. Siapa yang menjamin hatimu takkan tergores kecewa ? 

Berbuat baiklah karena fitrah kita sebagai manusia. Namun, bila suatu saat, kebaikan kita tak berbalas, ya tidak apa-apa. Milikilah hati yang senantiasa lapang. Kurang-kurangi mendramatisasi kehidupan. Hidupmu ya hidupmu, jangan bebankan tanggung jawabmu pada orang lain. Itu bukan tugas mereka dan bukan kewajiban mereka untuk memenuhi tuntutanmu. 

Sebelum amarah meletup-letup, redakan sejenak untuk mengingat seberapa banyak kebaikan dan ketulusan yang pernah kauterima 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar - Tere Liye

Hampir 6 tahun lamanya, saya memutuskan berhenti membaca buku-buku karya Tere Liye . Bukan karena karyanya jelek. Melainkan, saya ingin eksplorasi karya penulis lain. Rasanya, hidup terlalu singkat, bila hanya dihabiskan membaca satu karya penulis saja. Mulailah saya bertualang dan mengoleksi berbagai buku yang menarik perhatian dan memperkaya wawasan dan sudut pandang.  Hingga suatu hari, terbitlah novel karya Tere Liye yang berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Novel yang rilis tanggal 1 Februari 2024 bertepatan dengan suasana menjelang pemilu.  Jujur, saya sama sekali belum tertarik untuk membeli. Sekadar saya lirik di akun IG Tere Liye. Sampai saya ke-trigger oleh twit dari Ernest Prakasa yang memposting novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye. Kaget dan nggak nyangka ! Ernest Prakasa baca novel Tere Liye !!!! Review-nya ini novel yang sungguh berani. Terlalu berani. Salut .  Saya pun penasaran. Apakah novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar akan se...

Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim

[ Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim ] Buku merupakan tempat pelarian ternyaman yang saya pilih. Setiap kali lelah dengan ekspektasi yang seringnya ketinggian, cemas sama masa depan, khawatir dengan opini orang lain atau kesal dan kecewa ketemu orang-orang yang bikin emosi. Ajaibnya, dengan buku kayak punya teman cerita, teman diskusi yang asyik dan nyambung. Boro-boro di dunia nyata, susah ketemunya. Hehe  Sama halnya, saat saya baca Buku The Things You Can See Only When You Slow Down ini, berisi pesan-pesan singkat seperti kutipan bijak dan essai sederhana namun bermakna. Saking sukanya, buku ini sudah berkali-kali saya baca ulang. Tapi, baru kali ini, saya sempat mereview buku yang terjual  lebih dari 3 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.  Buku ini mengulas segala aspek kehidupan sehingga wajar kamu pun bakal merasa relate dengan 8 Bab yang dijabarkan yakni Bab 1 : Istirahat, Bab 2 : Keber...

Buku Filosofi Teras, Mental Tangguh Menghadapi Dinamika Hidup

Apa kabar ? Masihkah semangatmu nyala? Atau terendap dalam kubangan emosi negatif ? Kenalan yuk sama buku filosofi teras , siapa tahu dengan membaca buku ini bisa mengubah persepsimu tentang musibah yang kamu alami serta emosi negatif yang belum mampu dikendalikan seperti rasa cemas, khawatir hingga depresi.  Judul Buku : Filosofi Teras Penulis : Henry Manampiring Penerbit : Kompas  Terbit : Tahun 2018 Jumlah: 344 halaman Rating 🌟🌟🌟🌟 Baca melalui iPusnas Ternyata, sumber itu semua letaknya di pikiran kita. Kebiasaan kita yang suka mendramatisir kesedihan dan berlarut-larut di di dalamnya, memicu emosi negatif, yang bikin hidup tidak tenang. Kita senantiasa dirong-rong oleh kekhawatiran yang kita ciptakan sendiri. Padahal, belum tentu terbukti juga, kan ? Some things are up to us, some things are not up to us - Epictetus Karena itu, melalui buku  Filosofi Teras, Om Piring sapaan akrab penulis, menganjurkan kita harus mencoba belajar mengendalikan pikiran me...