[Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim] Buku merupakan tempat pelarian ternyaman yang saya pilih. Setiap kali lelah dengan ekspektasi yang seringnya ketinggian, cemas sama masa depan, khawatir dengan opini orang lain atau kesal dan kecewa ketemu orang-orang yang bikin emosi. Ajaibnya, dengan buku kayak punya teman cerita, teman diskusi yang asyik dan nyambung. Boro-boro di dunia nyata, susah ketemunya. Hehe
Sama halnya, saat saya baca Buku The Things You Can See Only When You Slow Down ini, berisi pesan-pesan singkat seperti kutipan bijak dan essai sederhana namun bermakna. Saking sukanya, buku ini sudah berkali-kali saya baca ulang. Tapi, baru kali ini, saya sempat mereview buku yang terjual lebih dari 3 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Buku ini mengulas segala aspek kehidupan sehingga wajar kamu pun bakal merasa relate dengan 8 Bab yang dijabarkan yakni Bab 1 : Istirahat, Bab 2 : Kebersadaran, Bab 3: Gairah, Bab 4: Hubungan, Bab 5: Cinta, Bab 6: Kehidupan, Bab 7: Masa Depan, dan Bab 8: Spiritualitas.
Apa saja yang menarik dari Buku The Things You Can See Only When You Slow Down ?
Kalau ada istilah, love at the first sight, yup, saya setuju seribu persen. Covernya cantik sekali. Warna ijo yang tenang dipandang. Selaras sama judul bukunya yang emang mengajak pembaca untuk slow down.
Selain punya cover yang cantik, kejutan selanjutnya yang saya suka ternyata masih ada ilustrasi cantik yang berwarna pada beberapa halaman. Sepertinya penulis ingin merepresentasikan tulisan dengan gambar, sehingga dapet banget pengalaman efek adem saat baca bukunya. Ilustrasinya bener-bener estetik dan kece badai.
Setiap pesan-pesan singkat yang disampaikan oleh penulis, begitu hangat dan membuat saya merenung tentang apa yang sudah saya lakukan selama ini. Berikut beberapa kutipan yang saya suka :
Ketika segala sesuatu di sekitar saya bergerak begitu cepat, saya berhenti sejenak, dan bertanya, "Apakah memang dunia yang terlalu sibuk, atau malah batin saya?"
Jika kita mau melihat lebih dekat, maka kita akan paham bahwa yang mengusik kita bukanlah keadaan dunia, melainkan cara pandang kita
Kita semua indah buka karena kita lebih baik daripada orang lain tapi karena hanya kita yang bisa tersenyum indah seperti itu. Semoga kita dapat jatuh cinta dengan diri unik kita
Ukurlah harga diri kita bukan dengan besar saldo rekening bang tetapi dengan seberapa sering kita bermurah hati
Haemin Sunim yang terkenal di Korea Selatan dengan sebutan Mentor Penyembuhan juga membagikan pengalamannya. Yang paling menarik menurutku, ada di bab 3 : Gairah. Ia bercerita tentang pengalaman pertama kali sebagai seorang dosen yang penuh antusias saat mengajar. Namun, hastrat menggebu tersebut justru malah menimbulkan masalah. Mahasiswa yang mengikuti kelasnya tak sesuai ekspektasi. Malahan ia menerima keluhan yang membuatnya kecewa.
Ia pun merenung dan menyadari bahwa saat pertama kali diberi tanggung jawab, terutama untuk sesuatu yang sudah lama telah kita usahakan, kita memang mudah terbawa perasaan antusiasme yang berlebihan karena ingin membuktikan diri. Kita ingin menunjukkan bahwa kita orang yang kompeten.
Nasehat dari Haemin Sunim begini:
Menyelesaikan satu pekerjaan dengan baik lebih penting daripada perasaan bangga kita saat menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Apa kekurangan dari buku The Things You Can See Only When You Slow Down?
Barang kali, karena latar belakang Haemin Sunim yang merupakan seorang guru agama Buddha Zen, terdapat pembahasan terkait pengalaman spiritual dan ajaran agama tertentu yang kalau buatku tidak relate.
Kesimpulan
Baca buku The Things You Can See Only When You Slow Down saat kamu membutuhkan bacaan yang menenangkan sekaligus memberikan kehangatan di hati. Memang tidak memuat solusi yang rinci tapi kalau kamu jeli, bakal ketemu beberapa hal yang bisa dijadikan bahan kontemplasi.
Sekian review buku The Things You Can See Only When You Slow Down karya Haemin Sunim. Semoga reviewku membantu buat kamu yang butuh bacaan dengan genre self improvement.
Happy reading !!!
Baca Juga :
Waaaah, makasih banget buat review-nya. Aku suka banget buku bertema seperti ini. Dan iya benar, sepakat, aku juga kadang "mencari pelarian" dengan membaca. Saat ingin rehat sejenak dari penatnya dunia, membaca buku yang menghangatkan hati jadi teman yang sangat baik. So, again, thanks ya...
BalasHapusSama-sama ya kak. Terima kasih ya sudah berkunjung dan baca review buku di blog aku ya. Salam kenal kak 🥰
Hapus