Langsung ke konten utama

Nostalgia Singkat

Minggu lalu, saya bersua kawan lama, intensitas pertemuan kami bisa dihitung pake jari, saking jarangnya. Kemajuan teknologi sekali pun tak jua mampu menjembatani komunikasi untuk lebih leluasa. Kesibukan menjalani kehidupan masing-masing berikut tantangan-tantangan yang kian hari kian tak mudah.

Meski demikian, kami punya ikatan kuat yang sudah terjalin sejak lama, kesamaan latar belakang keluarga, berbagi suka duka serta canda tawa yang berujung menjadi memori manis yang masih lekat di ingatan. 

Semula, saya hampir pasti tidak akan menghadiri undangan pernikahan yang dikirimkan virtual melalui grup chat "Konco Lamo", bukan antipati atau keburu paranoid diburu pertanyaan horor "Kamu kapan nih?". Jujur, saya sudah berdamai dengan diri sendiri dan sampai pada sebuah kesimpulan untuk tak usah riweuh memenuhi standar ideal versi orang lain. Karena itu saya lebih nyantai saja sih. Toh, sumber kebahagiaan itu banyak ragamnya kok. Tak mengapa, nggak perlu resah gelisah hingga berujung rendah diri dan menyalahkan diri sendiri. Kenali saja potensi diri lebih dalam dan kamu gak akan punya waktu untuk memikirkan standar ideal versi orang lain. 

Nah, balik ke situasi di mana saya hampir batal hadir di pernikahan adiknya Tiyuik, semesta berkonspirasi membuat kawan lamaku Santet menghubungiku via Chat WA. Hubungan pertemanan kami ini unik. Jarang bersua, berkomunikasi boro-boro, tapi sekalinya kami punya waktu ketemuan, obrolan panjang mengalir lancar, mulai dari berbagi cerita konyol masa lalu sampai dengan nyaman menuturkan beban hidup masing-masing. 

Mungkin, karena dulu lebih sering barengan, entah kenapa saya nyaman-nyaman saja menceritakan semua hal yang menjadi beban pikiran. Dan ajaibnya, obrolan yang lebih banyak random dan tidak serius, berhasil mengikis beban yang merusak mood.

Saking keasyikan berbalas chat via WA, keesokan harinya, kami berdua sama-sama salah membaca jadwal acara akad nikah. Walhasil, niat baik ingin menghadiri akad nikah adik Tiyuik, gak kesampean. Betul sekali, kami datang terlambat, acara akad nikah sudah usai satu jam yang lalu. Tau sendiri deh, Gemini dan Sagitarius ditarok dalam situasi kayak gitu, reaksinya cengengesan. Jadi, gak enak hati bikin Tiyuik kecewa. Maafkan kami Tiyuik ... Sungguh ... Percaya deh πŸ˜…πŸ˜

Seharian itu, dua kawan lama ini bernostalgia sembari menyusuri kawasan Pasa Ateh. Kalau tanpa dorongan Santet, kayaknya sampai tahun berganti saya gak akan berminat beli kaca mata baru. 


Ada hal yang tak pernah berubah, kami masih lebih suka jalan kaki ke sana kemari. Berhubung Santet sedang mengandung, saya sempat hampir lupa diri. 

Untung Santet ngingetin " Bok, kita nggak jalan seharian dong. Gw hamil loh"  

Mendengar itu, saya kepengen tepok jidat. Payah. Parah banget. Barangkali terlampau diliputi suka cita karena bisa menghabiskan waktu seperti dulu. Maafkan ketidakpekaanku Ntet πŸ˜…

Jadi, kami mutusin untuk makan di tempat penuh kenangan dulu, di Haji Minah. Menu makanannya gak bombastis, yaa biasa aja. Cuman sambil duduk di tempat ini kami seolah-olah ingin bernostalgia dan mengingat-ingat momen lucu di tempat ini. Terutama momen di kala Tiyuik gak sanggup menghabiskan makanan sementara tempat makan itu akan segera tutup. Saya inget, kami bertiga (Saya, Santet, dan Bongkeng) melototin Tiyuik dengan tatapan ibu tiri. Pokoknya, harus habis atau silakan bayar sendiri. πŸ˜…πŸ˜‚ 

Waktu serta tugas lain menanti. Kami berdua sadar diri harus segera pulang, masih ada lain hari yang entah kapan. Tapi, semoga saja semesta mengamini untuk pertemuan selanjutnya. Tentu dengan formasi lebih lengkap. 

Seperti gemintang di langit, dari kejauhan pun kita saling mengirimkan doa-doa baik satu sama lain. Kita boleh berjauhan, kita mungkin tak menemukan waktu untuk rutin saling sapa bahkan di dunia virtual, tapi ikatan lama itu kuat melekat erat adanya. Pada akhirnya, tidak harus selalu ada, tapi momen singkat yang berhasil kita ciptakan jauh lebih berarti. 

Komentar

  1. So sweet banget..love u bok..
    (@ntett)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tengkyu antet ... Love u banyak-banyak 😍

      Hapus
  2. Bok...
    Kenapa momen makan di haji minah yg gw ga abis selalu ingat yaaaaa...
    Pdhal kita sering lo makan di haji minah selain momen itu πŸ˜…

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haduuuh Tiyuuik sayang momen itu sangat memorable untuk dikenang. Lucu banget soalnya πŸ˜‚

      Hapus
  3. Kangen ngmpul formasi lengkap..
    Udh lama kali g jumpa.. rindu sahabat kecil..πŸ˜‡πŸ€©πŸ˜˜πŸ˜˜

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa niih Ke ... Udah lama banget kita gak kumpul 😍

      Hapus

Posting Komentar

Popular Posts

Rambut Rontok Berkurang dengan Mustika Ratu Hair Oil Cem ceman

Mustika Ratu Hair Oil cemceman Buatku 2020  tahun paling absurd, aneh,  menjengkelkan, menyulut cemas, serta hari depan mengabur. Sekadar berharap malah ketar-ketir. Virus  Corona   sekeparat itu, banyak korban berjatuhan, banyak nyawa melayang sia-sia, ekonomi pun tergerus. Termasuk aku di antara sekian juta yang ikut merasakan imbasnya. Muncul pikiran aneh yang ujung-ujungnya overthinking , mempengaruhi mood, berefek ke rambutku yang sempat mengalami kerontokan . Kalau sehelai 2 helai gak masalah, yang bikin saya panik dan hampir senewen, kerontokan rambutku sudah masuk tahap tidak wajar. Rambut rontokku menginvasi mulai dari lantai ruang tamu sampai kamar mandi. Setiap kali nyisir atau pegang rambut gak pernah gak rontok. Sesekali wajar, tapi hampir setiap waktu, kebayang gak seberapa menipisnya rambut di kepala.  Mulailah aku  Googling produk perawatan rambut rontok,dan menemukan   Mustika Ratu   Hair Oil   Cem ceman , ...

Keseruan Wardah Days Out Goes to Bukittinggi

Saya cukup sering dapat pertanyaan, kenapa masih betah bertahan dengan pekerjaan yang sama? Apa tidak bosan dan jenuh? Nggak ,karena kerjaannya dibayar. Meskipun, nominalnya tak berlimpah, tapi cukup untuk hidup. Bisa nabung dikit-dikit. Bisa self reward dengan beli buku tiap bulan dan makan enak sekali sebulan. Termasuk ikut event seru yang diadain sama Wardah Beauty Padang. Nikmat Tuhan mana lagi yang hendak hamba dustakan ?? Hehe  Lagi bosan dan pengen have fun eeh tanpa sengaja saya nemu info event Wardah Days Out Goes to Bukittinggi di Instagram Tanggal Merah Coffee & Eatery. Challenge-nya menarik seperti touch up with bestie, healing wall, remember me dan fun clay workshop. Untuk ikutan, perlu registrasi dan ada dua pilihan mau HTM-nya 45K atau 25K.  Foto: Instagram Tanggal Merah Kalau saya milih yang HTM 45K. Lumayan dapat free Coffee dari Tanggal Merah Coffee & Eatery, produk Wardah worth to 105k (Wardah colorfit cream blush, Wardah ligh...

Review Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar - Tere Liye

Hampir 6 tahun lamanya, saya memutuskan berhenti membaca buku-buku karya Tere Liye . Bukan karena karyanya jelek. Melainkan, saya ingin eksplorasi karya penulis lain. Rasanya, hidup terlalu singkat, bila hanya dihabiskan membaca satu karya penulis saja. Mulailah saya bertualang dan mengoleksi berbagai buku yang menarik perhatian dan memperkaya wawasan dan sudut pandang.  Hingga suatu hari, terbitlah novel karya Tere Liye yang berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Novel yang rilis tanggal 1 Februari 2024 bertepatan dengan suasana menjelang pemilu.  Jujur, saya sama sekali belum tertarik untuk membeli. Sekadar saya lirik di akun IG Tere Liye. Sampai saya ke-trigger oleh twit dari Ernest Prakasa yang memposting novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye. Kaget dan nggak nyangka ! Ernest Prakasa baca novel Tere Liye !!!! Review-nya ini novel yang sungguh berani. Terlalu berani. Salut .  Saya pun penasaran. Apakah novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar akan se...

Buku Filosofi Teras, Mental Tangguh Menghadapi Dinamika Hidup

Apa kabar ? Masihkah semangatmu nyala? Atau terendap dalam kubangan emosi negatif ? Kenalan yuk sama buku filosofi teras , siapa tahu dengan membaca buku ini bisa mengubah persepsimu tentang musibah yang kamu alami serta emosi negatif yang belum mampu dikendalikan seperti rasa cemas, khawatir hingga depresi.  Judul Buku : Filosofi Teras Penulis : Henry Manampiring Penerbit : Kompas  Terbit : Tahun 2018 Jumlah: 344 halaman Rating 🌟🌟🌟🌟 Baca melalui iPusnas Ternyata, sumber itu semua letaknya di pikiran kita. Kebiasaan kita yang suka mendramatisir kesedihan dan berlarut-larut di di dalamnya, memicu emosi negatif, yang bikin hidup tidak tenang. Kita senantiasa dirong-rong oleh kekhawatiran yang kita ciptakan sendiri. Padahal, belum tentu terbukti juga, kan ? Some things are up to us, some things are not up to us - Epictetus Karena itu, melalui buku  Filosofi Teras, Om Piring sapaan akrab penulis, menganjurkan kita harus mencoba belajar mengendalikan pikiran me...

Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim

[ Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim ] Buku merupakan tempat pelarian ternyaman yang saya pilih. Setiap kali lelah dengan ekspektasi yang seringnya ketinggian, cemas sama masa depan, khawatir dengan opini orang lain atau kesal dan kecewa ketemu orang-orang yang bikin emosi. Ajaibnya, dengan buku kayak punya teman cerita, teman diskusi yang asyik dan nyambung. Boro-boro di dunia nyata, susah ketemunya. Hehe  Sama halnya, saat saya baca Buku The Things You Can See Only When You Slow Down ini, berisi pesan-pesan singkat seperti kutipan bijak dan essai sederhana namun bermakna. Saking sukanya, buku ini sudah berkali-kali saya baca ulang. Tapi, baru kali ini, saya sempat mereview buku yang terjual  lebih dari 3 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.  Buku ini mengulas segala aspek kehidupan sehingga wajar kamu pun bakal merasa relate dengan 8 Bab yang dijabarkan yakni Bab 1 : Istirahat, Bab 2 : Keber...

Belajar Bahasa Asing Adalah Caraku Mencintai Otak

Foto : Pexels Image Saya teringat, ucapan Haraboji Sim Deok-Chul di drakor Navilerra, " sesuatu yang kausimpan lama bisa menumpul. Mulai saja. Paksakan saja meski kau belum siap ". Seringkali, saya berlindung di balik kata tidak siap, belum siap atau belum waktunya hingga kemampuan berbahasa asing saya menguap begitu saja tertelan waktu.  Flashback ke jaman masih remaja, bahasa Inggris merupakan bahasa yang membuat saya rela mengorbankan waktu bermain. Begitu terlena saya pada tuturan bahasa yang sama sekali asing di kuping namun memiliki daya magis. Membuat saya kala itu bermimpi dengan menguasai bahasa asing saya bisa melihat dunia, tak sebatas tempat kedua kaki ini berpijak, dapat bersinggungan dengan budaya lain, ragam warna kulit. Yang saya tahu ketika itu, bahasa Inggris merupakan bahasa dunia, ia menjadi jembatan komunikasi antar negara dengan latar belakang yang berbeda.  Saya ingat dengan jelas, betapa luar biasanya semangat yang saya kerahkan ketika itu....