Langsung ke konten utama

Liburan oh Liburan ...

Halo semua ... Sungguh bukan liburan seperti ini yang saya impikan ? Huft ... Melengos sambil membuang napas beraaaat dan pengen banget tetiba Doraemon muncul bawain pintu kemana saja hahaha Pertanda, kalo saya mulai menunjukkan gejala nggak bisa menerima kenyataan bahwa bentar lagi liburan kelar. Back to reality. Hoho ... 

Postingan kali ini berisi unek-unek yang saya alami dan rasakan selama liburan. Jangan bayangkan diriku sudah melanglang buana, mengunjungi objek wisata atau setidaknya duduk manis di sebuah kedai kopi. Sungguh itu semua agak sulit terwujud. Liburan macam apa yang bisa dilakukan selama seminggu terakhir di bulan Juni ? Coba jelaskan !!! 

Mau jajan dikit, agak ragu karena tanggal 28 dan 29 Juni bertepatan dengan hari raya idul adha. Biasanya, besoknya ada pembagian daging korban. Yang artinya, saya harus mengeluarkan duit yang lumayan buat bikin rendang. Sempat dilema, mau bikin rendang apa beli kuota internet ? Yaudah, demi mengakhiri dilema yang bikin tidur tidak nyenyak, jalan satu-satunya menelan harga diri dan ngomong jujur ke Papa bahwa "Pa, saya beneran bokek bulan ini ? Tapi, bulan depan nggak lagi kok, hmmm ada duit nggak ?" Papa pun menjelma bak malaikat saat itu. Beliau tersenyum dengan bijaksana sambil mengeluarkan uang dengan ringan dari dompet "Niiih ... Sekalian Papa tambahin gocap buat jajan " 

Saya menatap Papa dengan perasaan agak kaget karena asumsiku bahwa Papa pasti nggak ada duit. Eeh, ternyata keuanganku yang  lebih menyedihkan. Huhu ... 

Keuangan saya agak terguncang karena awal Juni bayar sewa rumah untuk setahun dan nominalnya menguras kantong. Gilaaa ... Segitu gampangnya duit sebanyak itu berpindah rekening !!! 

Minggu terakhir di Bulan Juni, saya habiskan dengan buka aplikasi iPusnas. Itu loh, tempat baca buku gratis tapi versi e-book. Buat yang belum terbiasa, kendalanya di mata sih. Tapi, buat yang sudah pro alias terbiasa seperti saya, berjam-jam melototin layar hape sudah bukan masalah. Kegiatan melototin layar hape alias baca buku di iPusnas sempat terhenti selama 4 bulan lamanya. Karena takutnya, nggak bisa bagi waktu sama tugas kuliah yang sambung menyambung tiada henti. Ampe ngos-ngosan dan pengen jambak rambut sendiri saking gregetan ngerjain tugas. 

Saya ambil kelas full on-line. Beneran belajar mandiri dan harus telaten baca modul yang Masya Allah ada yang segede gaban gitu ketebalannya. Tanggal 24 dan 25 Juni ngejalanin ujian akhir semester 2 yang tatap muka. Jangan tanya seperti apa hasilnya ? Gak berani mikir ketinggian, nggak fokus, dan cuma berharap semoga hasilnya memuaskan. 

Minggu pertama bulan Juli, Ujian Take Home Exam menanti. Ada tiga mata kuliah, tapi yang tersulit adalah statistika. Sampai sekarang masih nggak percaya dan geleng-geleng kepala. Ottoke ?!? 

Saya mau cerita, ujian Take Home Exam alias THE takkan berlangsung dengan lancar tanpa bantuan teman-teman tersayang. Ada Cupid yang pinjaman Lappy trus bantuin secara teknis. Ada Putri si introvert yang rela liburannya saya recokin. Ada Permata yang berjasa banget seharian bantuin utak-atik soal yang naudzubillah njlimet. Ada Elly yang nyumbang tulisan. Bisa apa saya ini tanpa dukungan dari Receh SQuaD ?!? 

Mau hasilnya seperti apa, yang penting sudah berusaha dengan semaksimal mungkin. Intinya, semester 2 beneran bikin gelang-gelang kepala, nepok jidat, Jambak rambut sambil melengos dan membatin ya sudah lah yaaa ... 

Oiya, sempet mampir ke Foresthree Coffee sama Putri. Pernah merasakan momen lepas dari marabahaya dan persis seperti itu yang saya alamin. 8 menit tersisa sebelum jadwal unggah ditutup. Dan, semua emosi menumpuk jadi satu. Kayak panik, cemas, kesel, bete dan beneran ampe mau breathless gitu. Syukur, Alhamdulillah, dapet teman-teman yang selalu bersedia mengulurkan tangan. Semoga Allah juga yang membalas hati baik kalian. 

Terhitung, saat saya menulis pada postingan ini, masih tersisa 3 hari sebelum Senin balik ke rutinitas harian. Bangun subuh, keliling naik bus sekolah, ketemu anak-anak, terlibat dengan keriwehan selama tahun ajaran baru. So excited but jiwa jompoku meronta kepengen "me time" hahaha 

Liburan oh liburan , meski pun tak sesuai rencana semula. Tak apa. Tak mengapa. Setidaknya, berjeda sejenak dari riuhnya rutinitas yang tak sempat buatku mengambil napas dengan leluasa namun cukup melegakan. Ucapkan syukur semoga lain hari ada kelapangan yang berikan suka cita. 

Komentar

Popular Posts

Rambut Rontok Berkurang dengan Mustika Ratu Hair Oil Cem ceman

Mustika Ratu Hair Oil cemceman Buatku 2020  tahun paling absurd, aneh,  menjengkelkan, menyulut cemas, serta hari depan mengabur. Sekadar berharap malah ketar-ketir. Virus  Corona   sekeparat itu, banyak korban berjatuhan, banyak nyawa melayang sia-sia, ekonomi pun tergerus. Termasuk aku di antara sekian juta yang ikut merasakan imbasnya. Muncul pikiran aneh yang ujung-ujungnya overthinking , mempengaruhi mood, berefek ke rambutku yang sempat mengalami kerontokan . Kalau sehelai 2 helai gak masalah, yang bikin saya panik dan hampir senewen, kerontokan rambutku sudah masuk tahap tidak wajar. Rambut rontokku menginvasi mulai dari lantai ruang tamu sampai kamar mandi. Setiap kali nyisir atau pegang rambut gak pernah gak rontok. Sesekali wajar, tapi hampir setiap waktu, kebayang gak seberapa menipisnya rambut di kepala.  Mulailah aku  Googling produk perawatan rambut rontok,dan menemukan   Mustika Ratu   Hair Oil   Cem ceman , ...

Keseruan Wardah Days Out Goes to Bukittinggi

Saya cukup sering dapat pertanyaan, kenapa masih betah bertahan dengan pekerjaan yang sama? Apa tidak bosan dan jenuh? Nggak ,karena kerjaannya dibayar. Meskipun, nominalnya tak berlimpah, tapi cukup untuk hidup. Bisa nabung dikit-dikit. Bisa self reward dengan beli buku tiap bulan dan makan enak sekali sebulan. Termasuk ikut event seru yang diadain sama Wardah Beauty Padang. Nikmat Tuhan mana lagi yang hendak hamba dustakan ?? Hehe  Lagi bosan dan pengen have fun eeh tanpa sengaja saya nemu info event Wardah Days Out Goes to Bukittinggi di Instagram Tanggal Merah Coffee & Eatery. Challenge-nya menarik seperti touch up with bestie, healing wall, remember me dan fun clay workshop. Untuk ikutan, perlu registrasi dan ada dua pilihan mau HTM-nya 45K atau 25K.  Foto: Instagram Tanggal Merah Kalau saya milih yang HTM 45K. Lumayan dapat free Coffee dari Tanggal Merah Coffee & Eatery, produk Wardah worth to 105k (Wardah colorfit cream blush, Wardah ligh...

Review Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar - Tere Liye

Hampir 6 tahun lamanya, saya memutuskan berhenti membaca buku-buku karya Tere Liye . Bukan karena karyanya jelek. Melainkan, saya ingin eksplorasi karya penulis lain. Rasanya, hidup terlalu singkat, bila hanya dihabiskan membaca satu karya penulis saja. Mulailah saya bertualang dan mengoleksi berbagai buku yang menarik perhatian dan memperkaya wawasan dan sudut pandang.  Hingga suatu hari, terbitlah novel karya Tere Liye yang berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Novel yang rilis tanggal 1 Februari 2024 bertepatan dengan suasana menjelang pemilu.  Jujur, saya sama sekali belum tertarik untuk membeli. Sekadar saya lirik di akun IG Tere Liye. Sampai saya ke-trigger oleh twit dari Ernest Prakasa yang memposting novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye. Kaget dan nggak nyangka ! Ernest Prakasa baca novel Tere Liye !!!! Review-nya ini novel yang sungguh berani. Terlalu berani. Salut .  Saya pun penasaran. Apakah novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar akan se...

Buku Filosofi Teras, Mental Tangguh Menghadapi Dinamika Hidup

Apa kabar ? Masihkah semangatmu nyala? Atau terendap dalam kubangan emosi negatif ? Kenalan yuk sama buku filosofi teras , siapa tahu dengan membaca buku ini bisa mengubah persepsimu tentang musibah yang kamu alami serta emosi negatif yang belum mampu dikendalikan seperti rasa cemas, khawatir hingga depresi.  Judul Buku : Filosofi Teras Penulis : Henry Manampiring Penerbit : Kompas  Terbit : Tahun 2018 Jumlah: 344 halaman Rating 🌟🌟🌟🌟 Baca melalui iPusnas Ternyata, sumber itu semua letaknya di pikiran kita. Kebiasaan kita yang suka mendramatisir kesedihan dan berlarut-larut di di dalamnya, memicu emosi negatif, yang bikin hidup tidak tenang. Kita senantiasa dirong-rong oleh kekhawatiran yang kita ciptakan sendiri. Padahal, belum tentu terbukti juga, kan ? Some things are up to us, some things are not up to us - Epictetus Karena itu, melalui buku  Filosofi Teras, Om Piring sapaan akrab penulis, menganjurkan kita harus mencoba belajar mengendalikan pikiran me...

Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim

[ Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim ] Buku merupakan tempat pelarian ternyaman yang saya pilih. Setiap kali lelah dengan ekspektasi yang seringnya ketinggian, cemas sama masa depan, khawatir dengan opini orang lain atau kesal dan kecewa ketemu orang-orang yang bikin emosi. Ajaibnya, dengan buku kayak punya teman cerita, teman diskusi yang asyik dan nyambung. Boro-boro di dunia nyata, susah ketemunya. Hehe  Sama halnya, saat saya baca Buku The Things You Can See Only When You Slow Down ini, berisi pesan-pesan singkat seperti kutipan bijak dan essai sederhana namun bermakna. Saking sukanya, buku ini sudah berkali-kali saya baca ulang. Tapi, baru kali ini, saya sempat mereview buku yang terjual  lebih dari 3 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.  Buku ini mengulas segala aspek kehidupan sehingga wajar kamu pun bakal merasa relate dengan 8 Bab yang dijabarkan yakni Bab 1 : Istirahat, Bab 2 : Keber...

Belajar Bahasa Asing Adalah Caraku Mencintai Otak

Foto : Pexels Image Saya teringat, ucapan Haraboji Sim Deok-Chul di drakor Navilerra, " sesuatu yang kausimpan lama bisa menumpul. Mulai saja. Paksakan saja meski kau belum siap ". Seringkali, saya berlindung di balik kata tidak siap, belum siap atau belum waktunya hingga kemampuan berbahasa asing saya menguap begitu saja tertelan waktu.  Flashback ke jaman masih remaja, bahasa Inggris merupakan bahasa yang membuat saya rela mengorbankan waktu bermain. Begitu terlena saya pada tuturan bahasa yang sama sekali asing di kuping namun memiliki daya magis. Membuat saya kala itu bermimpi dengan menguasai bahasa asing saya bisa melihat dunia, tak sebatas tempat kedua kaki ini berpijak, dapat bersinggungan dengan budaya lain, ragam warna kulit. Yang saya tahu ketika itu, bahasa Inggris merupakan bahasa dunia, ia menjadi jembatan komunikasi antar negara dengan latar belakang yang berbeda.  Saya ingat dengan jelas, betapa luar biasanya semangat yang saya kerahkan ketika itu....