Langsung ke konten utama

Pandemi Sebagai Titik Balik

Terkadang, butuh sebuah momen untuk kembali menyadarkan diri pada cita-cita semula, terutama buatku. Berkali-kali kepengen menulis, ujung-ujungnya sekadar wacana semata. Di luar dugaan, ternyata Pandemi sebagai titik balik hidup 
Selama ini, saya berlindung dibalik kesibukan, gak punya waktu hingga keraguan pada kualitas tulisan sendiri. Kira-kira tulisanku ada yang baca nggak yah? Atau, seandainya dapet kritikan pedas, mentalku siap nggak? Dan berbagai pikiran negatif lainnya yang menghambatku untuk menulis.

Hingga, seperti yang disebutkan di atas, yang kubutuhkan sebuah momen kesadaran, dan momen itu berupa serangan Pandemi yang berlangsung hampir sepanjang tahun 2020. 

Sungguh tahun tergila, paling absurd dan melelahkan. Begitu banyak hal yang mengaduk-aduk jiwa serta menguji ketahanan diri. Sempat insecure tapi ajaibnya menulis mengembalikan kepercayaan diri dan keberanianku lagi. 

Akhir September, saya melirik blog yang sudah bertahun-tahun terbengkalai. Saya baca satu per satu. Nggak bermaksud narsis tapi setelah dibaca, lumayan juga nih tulisan. Kenapa nggak coba nulis lagi aja yah ? Berhubung hapeku sudah lumayan canggih. Aktifitas nge-blog nggak akan terkendala.

Tunggu dulu, yakin nggak akan ada kendala lain ? Hayooo ... 

Kalau ada musuh terberat dan perang yang paling susah dimenangkan yaitu melawan diri sendiri. Sebagai introvert sejati yang sangat berdedikasi ditambah punya kepekaan luar biasa, menulis buatku sama artinya dengan membiarkan diriku dinilai dan pikiranku ditelanjangi. Nggak nyaman jiwa ragaku. 

Nah, pertanyaannya sekarang, mau sampai kapan ? Katanya, jatuh cinta pada lautan kata-kata, serasa kehilangan gairah kalau tak sarapan kata-kata. Buktikan dong !!! 

Setelah terlibat pertempuran berbulan-bulan melawan diri sendiri, saya cukup rutin menulis di blog, bergabung di beberapa komunitas blogger. Dari situ, saya jadi paham menjadi seorang blogger atau penulis tidak mudah. Menuntut konsistensi dan disiplin diri serta kemauan untuk terus belajar. 

Saya pun mengingatkan diri sendiri bahwa untuk sampai ke tujuan, saya memang harus melewati jalanan terjal, bersimbah keringat serta air mata. Perjuangan sepertinya tidak akan mengenal henti. Nikmati saja prosesnya. Melelahkan sih tapi gak boleh nyerah. Sekarang bukan waktunya berleha-leha tapi ambil jeda sejenak boleh kok. 

Di atas sana, Tuhan sedang mengamati dan menilai seberapa kuat tekad saya dalam mewujudkan cita. 

Kesempatan dan peluang hanya datang kepada mereka yang siap, anggaplah Pandemi sebagai titik balik perbaikan diri. Intinya, jangan pernah berhenti mengenali potensi diri. 

Bagi kamu yang sedang membaca tulisan ini dan terkena dampak Pandemi, saya cuma mau bilang, kamu hebat, kamu kuat, terima kasih sudah bertahan ! Yuk, berjuang lagi ! 👍 😁

Untuk  penawaran kerjasama review buku / produk lainnya, silakan berkabar melalui email : yanibarca12@gmail.com 

Komentar

  1. Hi mbak Yani salam kenal :)

    Wah bener banget mbak pandemi ini jadi buat kita belajar tentang diri kita sendiri ya..
    aku juga mengalami itu mbak sewaktu diawal pandemi dulu.. sempet galau mengenai kehidupan haha dan waktu itu juga aku mulai aktif menulis lagi di blogku ini!
    Semangat mbak, kita pasti bisa! <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Aqma ...
      Salam kenal juga yak 😁

      Nulis itu mengurangi beban di kepala dan plong aja kayaknya dan kalo sudah nulis suka lupa waktu. Hihi

      Aqma pun harus semangat !!!

      Makasih sudah nyempetin mampir ke blogku ini 😁

      Hapus
  2. Hai mbak Yani. Wah, sama nih. Aku juga kembali ngeblog di waktu pandemi. Dulu, aku sempet ragu ngeposting tulisanku di blog. Kuatir ada yang ngopas. Eh tapi aku pikir lagi. Emang aku siapa, sampe2 ada yg mau ngopas tulisanku? Ge-er amat. Hahahha. Akhirnya ya udah aku ngeblog lagi aja tanpa mikir macem2..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mbak Sekar ...
      Ternyata, nge-blog tanpa beban itu menyenangkan ya mbak.
      Makasih sudah mampir ke blogku. 😁

      Hapus
  3. Haloo mba, dari banyak pengalaman berkunjung ke blog orang. Nampaknya aku punya satu kesimpulan, para blogger banyak yg introvert di real life nya yaaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mas Dodo ...
      Sepertinya begitu ya Mas. Karena mungkin para introvert lebih nyaman menyalurkan emosinya melalui tulisan. Mas sendiri gi mana nih seorang introvert juga kah ?

      Hapus
  4. Untuk seorang introver, menulis itu jadi cara ternyaman buat mengekspresikan diri. Dan tahun ini seharusnya jadi kesempatan untuk mengejar mimpi, khususnya buat yang suka nulis.

    BalasHapus
  5. Betul sekali Mas Nandar, harusnya yang suka nulis harus lebih produktif lagi. Punya banyak waktu dengan diri sendiri dan ada begitu banyak keresahan demi keresahan yang bisa jadi inspirasi nulis.

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Review Buku : Love Letters for the Future You - Adi K

Identitas Buku Judul Buku : Love Letters for the Future You Penulis : Adi K Penerbit : PT Elexmedia Komputindo Tahun terbit : 2019 Tebal Buku : 192 Baca Buku di : iPusnas Menutup penghujung Februari dengan bacaan penuh cinta, seperti kebiasaanku dalam memilih bacaan, impulsif tanpa perlu repot nyari tahu latar belakang si penulis atau seperti apa review dari pembaca. Yang jelas kepengen baca saja.  Berbekal minim info tentang si penulis, saya tidak punya ekspektasi berlebih. Buku puisi eeeh bukan, ralat ini bukan buku puisi melainkan "Just a collection of notes and letters I write on my mind but I never had the chance to show it to you. Until now" begitu penjelasan Adi K 😘 Meski pun ditulis dalam bahasa Inggris tapi masih sanggup dicerna alias yang level basic seperti saya nih kelar menamatkan buku ini dan gak ada keluhan otaknya mumet.  Beberapa ungkapan cinta dari buku Love Letters for The Future You yang saya suka  You don't know me (yet), But I feel like

Review Buku Hal-Hal yang Boleh dan Tak Boleh Kulakukan

" Ada saat ketika hidup penuh penderitaan. Atau ketika semua terasa berat dan hati rasanya patah. Dan ada kalanya juga kita ingin merebahkan diri di jalanan. Tapi, kita bisa bangkit. Manusia pasti bisa bangkit" Identitas Buku  Judul Buku : Hal-Hal yang Boleh dan Tak Boleh Kulakukan - Kumpulan Refleksi Diri Agar Hidup Menjadi Lebih Menyenangkan  Penulis : Teruko Kobayashi  Alih Bahasa : Faizal Desain Sampul : Suprianto Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2022 Genre : Self-Improvement Baca buku melalui iPusnas Rating 🌟🌟🌟🌟 Perhatikanlah ilustrasi covernya yang minimalis tapi begitu menenangkan saat dipandang, seolah mewakili pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Teruko Kobayashi merupakan ahli kecantikan dari Jepang yang lahir pada tahun 1935. Sepak terjangnya dalam dunia kecantikan selama lebih dari 50 tahun menginspirasinya untuk membagikan kumpulan renungan berupa 25 hal yang boleh dan tak boleh dilakukan yang kelak dapat memudahkan kita dalam menjalani hidup. Mes

Pengalaman Luluran Sambil Massage di Siti Hawa Day Spa Bukittinggi

Punya teman yang suportif itu seru, vibesnya sangat positif. Saya dan si teman yang sering kupanggil Abun punya beberapa wish list yang kepengen kita wujudkan. Pelan-pelan yang tadinya sekadar wacana berubah jadi kenyataan. Seperti kepengen jadi mahasiswa, kayaknya hidup yang monoton perlu dikasi kejutan-kejutan yang bikin kita terpacu untuk memperbaiki diri. Mungkin, buat mereka yang pasif dan tak berani bermimpi, wish list yang sering kami ucapkan hanyalah ucapan sambil lalu. Namun, jauh di lubuk hati terdalam saya selalu meng-aminkan setiap wish list itu. Salah sekian dari wish list kami adalah kepengen menikmati sensasi luluran dan massage di Siti Hawa Day Spa. Kebetulan lokasinya berdekatan dengan rumah dan tempat kerja. Perihal biaya meski harus menunggu cukup lama, finally kesampean juga dimassage dan dilulur berasa jadi princess sehari.  Foto : MizzYani  Hari itu cerah, langit super terang benderang, jam 10 pagi sesuai dengan kesepakatan, kami meluncur ke Siti Hawa Day Spa. Oiy

(Beauty) Review Scarlett C-Power Serum Solusi untuk Kulit Kusam

Usia kepala tiga membuat saya sedikit was-was terutama menyangkut permasalahan kulit seperti timbulnya garis-garis halus, flek hitam hingga kadar kelembapan kulit yang sudah mulai berkurang. Kebayang nggak tuh kadang saya berasa seberat itu berkepala tiga. Heleh … over banget ya hehe  Emang kerjaaanku nggak bisa jauh-jauh bersinggungan sama sinar UV yang kebangetan jahatnya buat kulit wajah. Jujur, saya baru beberapa tahun punya kesadaran penuh untuk concern sama skin care. Tapi, tidak ada kata terlambat buat glowing meski butuh ketelatenan dan kesabaran ekstra. Nah, dari artikel yang saya baca terkait permasalahan kulit yang saya sebutin kayak di atas itu. Salah satunya produk skincare yang disarankan adalah dengan apply serum yang ada kandungan vitamin C. Dulu pas saya masih buta soal per-skinkeran dan tetek bengeknya, saya pake serum vitamin C yang asal aja. Eeh, bukannya glowing malah berminyak dan jerawatan serta perih tiap diaplikasikan. Sejak itu, saya stop daripada

Rambut Rontok Berkurang dengan Mustika Ratu Hair Oil Cem ceman

Mustika Ratu Hair Oil cemceman Buatku 2020  tahun paling absurd, aneh,  menjengkelkan, menyulut cemas, serta hari depan mengabur. Sekadar berharap malah ketar-ketir. Virus  Corona   sekeparat itu, banyak korban berjatuhan, banyak nyawa melayang sia-sia, ekonomi pun tergerus. Termasuk aku di antara sekian juta yang ikut merasakan imbasnya. Muncul pikiran aneh yang ujung-ujungnya overthinking , mempengaruhi mood, berefek ke rambutku yang sempat mengalami kerontokan . Kalau sehelai 2 helai gak masalah, yang bikin saya panik dan hampir senewen, kerontokan rambutku sudah masuk tahap tidak wajar. Rambut rontokku menginvasi mulai dari lantai ruang tamu sampai kamar mandi. Setiap kali nyisir atau pegang rambut gak pernah gak rontok. Sesekali wajar, tapi hampir setiap waktu, kebayang gak seberapa menipisnya rambut di kepala.  Mulailah aku  Googling produk perawatan rambut rontok,dan menemukan   Mustika Ratu   Hair Oil   Cem ceman , yang banyak direkomendasikan. Terbuat dari minyak

Renungan Awal Januari

Aku ingat dengan jelas euphoria yang melingkupi perasaanku saat tahu liburan sudah di depan mata. Yang artinya, aku diberikan jeda meski tak lama dari kebisingan dan hiruk-pikuk tempatku bekerja. Jangan bayangkan kalau aku akan dengan semangat menyusun rencana-rencana seru menyambut momen liburan. Aku belum dan tak terpikir ingin traveling. Atau mengunjungi teman lama sekadar berbagi kisah.  Pexels   Satu-satunya rencana liburan yang menyenangkan menurutku melakoni hidup yang santai, tanpa huru-hara, aku bisa bangun di pagi hari dengan tenang. Tanpa perlu memikirkan apakah aku sudah bangun tepat waktu ? Aku dilingkupi perasaan yang cukup damai. Aku menyesap kopi hitam hangat dengan tanpa ketergesa-gesaan. Setiap sesapan kopi kuhirup tanpa ambil pusing dengan apa yang mungkin akan terjadi dalam hidup.  Tampak tidak antusias dan ambisius. Sepertinya begitulah caraku bertahan dan tetap punya pandangan tidak sinis pada hidup. Karena, biasanya, aku susah mengendalikan pikiran un