Telaga tertancap pada muara hatinya, pernah gemuruh menerpa, namun tak sempat hasilkan gelombang, hanya riak di tepiannya. |
Nun di seberang sana, hatimu bara api, entah sampai kapan ?
Ia melupa, engkau gigih mengingat
Ia lapang, hatimu penuh sekat
Tak tahu bagaimana leluasa melepas
Di hatimu penuh bara yang gigih kau ikat
Bagimu, lukamu lebih utama
Kau lupa, kata-katamu bagai bara dalam sekam
Ia pun sama adanya denganmu
Punya hati serapuh adanya hatimu
Jadi, setelah kata-kata tajam penuh bara ditujukan padamu, bukankah perih ?
Kau melihat lukamu saja, kau lupa seberapa dalam kata-katamu tajam mencipta luka
Komentar
Makasih mas Intan sudah berkunjung 😁
Makasih sudah berkunjung ya Mas Dodo. Salam kenal 😁
Hayuk bikin puisi, kamu pasti bisa 😅