Langsung ke konten utama

Hatimu Bara Api


Telaga tertancap pada muara hatinya, pernah gemuruh menerpa, namun tak sempat hasilkan gelombang, hanya riak di tepiannya. 

Nun di seberang sana, hatimu bara api, entah sampai kapan ? 

Ia melupa, engkau gigih mengingat

Ia lapang, hatimu penuh sekat
Tak tahu bagaimana leluasa melepas 

Di hatimu penuh bara yang gigih kau ikat 

Bagimu, lukamu lebih utama
Kau lupa, kata-katamu bagai bara dalam sekam

Ia pun sama adanya denganmu
Punya hati serapuh adanya hatimu 

Jadi, setelah kata-kata tajam penuh bara ditujukan padamu, bukankah perih ? 

Kau melihat lukamu saja, kau lupa seberapa dalam kata-katamu tajam mencipta luka

Komentar

Maulana mengatakan…
Bagus kak puisinya
MizzYani mengatakan…
Wah, beneran ? Makasih Mayuf 😁
Intan Sudibjo mengatakan…
orang yang punya hati membara, tangguh akan segala rintangan. mungkin seperti itu
MizzYani mengatakan…
Tergantung mas. Kalo menyimpan bara di hati berabe itu .
Makasih mas Intan sudah berkunjung 😁
Kangg Mas Joe mengatakan…
Saya selalu suka membaca puisi dan sajak yang ditulis seseorang, indah. Walaupun terkadang tak faham maknanya bagaimana hehee
MizzYani mengatakan…
Karena puisi biasanya merupakan perwakilan isi hati penulisnya Mas. Beberapa ada yang menggunakan diksi yang sulit dipahami tapi indah.
Makasih sudah berkunjung ya Mas Dodo. Salam kenal 😁
Latifa mengatakan…
Wah, bagus puisinya kak. Jadi pengen belajar buat puisi hehe
MizzYani mengatakan…
Makasih Kak Latifa 😍
Hayuk bikin puisi, kamu pasti bisa 😅

Postingan populer dari blog ini

Review Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar - Tere Liye

Hampir 6 tahun lamanya, saya memutuskan berhenti membaca buku-buku karya Tere Liye . Bukan karena karyanya jelek. Melainkan, saya ingin eksplorasi karya penulis lain. Rasanya, hidup terlalu singkat, bila hanya dihabiskan membaca satu karya penulis saja. Mulailah saya bertualang dan mengoleksi berbagai buku yang menarik perhatian dan memperkaya wawasan dan sudut pandang.  Hingga suatu hari, terbitlah novel karya Tere Liye yang berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Novel yang rilis tanggal 1 Februari 2024 bertepatan dengan suasana menjelang pemilu.  Jujur, saya sama sekali belum tertarik untuk membeli. Sekadar saya lirik di akun IG Tere Liye. Sampai saya ke-trigger oleh twit dari Ernest Prakasa yang memposting novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye. Kaget dan nggak nyangka ! Ernest Prakasa baca novel Tere Liye !!!! Review-nya ini novel yang sungguh berani. Terlalu berani. Salut .  Saya pun penasaran. Apakah novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar akan se...

Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim

[ Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim ] Buku merupakan tempat pelarian ternyaman yang saya pilih. Setiap kali lelah dengan ekspektasi yang seringnya ketinggian, cemas sama masa depan, khawatir dengan opini orang lain atau kesal dan kecewa ketemu orang-orang yang bikin emosi. Ajaibnya, dengan buku kayak punya teman cerita, teman diskusi yang asyik dan nyambung. Boro-boro di dunia nyata, susah ketemunya. Hehe  Sama halnya, saat saya baca Buku The Things You Can See Only When You Slow Down ini, berisi pesan-pesan singkat seperti kutipan bijak dan essai sederhana namun bermakna. Saking sukanya, buku ini sudah berkali-kali saya baca ulang. Tapi, baru kali ini, saya sempat mereview buku yang terjual  lebih dari 3 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.  Buku ini mengulas segala aspek kehidupan sehingga wajar kamu pun bakal merasa relate dengan 8 Bab yang dijabarkan yakni Bab 1 : Istirahat, Bab 2 : Keber...

Buku Filosofi Teras, Mental Tangguh Menghadapi Dinamika Hidup

Apa kabar ? Masihkah semangatmu nyala? Atau terendap dalam kubangan emosi negatif ? Kenalan yuk sama buku filosofi teras , siapa tahu dengan membaca buku ini bisa mengubah persepsimu tentang musibah yang kamu alami serta emosi negatif yang belum mampu dikendalikan seperti rasa cemas, khawatir hingga depresi.  Judul Buku : Filosofi Teras Penulis : Henry Manampiring Penerbit : Kompas  Terbit : Tahun 2018 Jumlah: 344 halaman Rating 🌟🌟🌟🌟 Baca melalui iPusnas Ternyata, sumber itu semua letaknya di pikiran kita. Kebiasaan kita yang suka mendramatisir kesedihan dan berlarut-larut di di dalamnya, memicu emosi negatif, yang bikin hidup tidak tenang. Kita senantiasa dirong-rong oleh kekhawatiran yang kita ciptakan sendiri. Padahal, belum tentu terbukti juga, kan ? Some things are up to us, some things are not up to us - Epictetus Karena itu, melalui buku  Filosofi Teras, Om Piring sapaan akrab penulis, menganjurkan kita harus mencoba belajar mengendalikan pikiran me...