Langsung ke konten utama

Postingan

Juli, Mari Jaga Diri Baik-Baik

Juni berlalu tanpa sempat kuajak duduk sembari berbincang tentang hidup yang makin tak pasti Juli pun bertandang, ingin tawarkan suka cita, secercah semangat tapi tak satu jua pun pijar diri terlecut Juli tahun lalu ataukah Juli tahun ini tak menyisakan perbedaan. Hmm, benarkah ?  Di sudut hari, di ujung lelah yang menggerogoti diri, kau tahu tiada guna berpikir sedemikian keras, yang dibutuhkan berpikir waras. Sekadar sehat, berkumpul dengan orang-orang tersayang, memiliki kebebasan memilih, tahu persis apa yang kauinginkan, serta mampu mengasihi di sela himpitan beban hidup merupakan kesyukuran yang harus terus terucap  Pandemi terus melaju. Jangankan istirahat , ia malahan giat dan liat. Macam-macam saja tingkahnya. Tahu tidak, tahun lalu ia masih dinamai si bedebah Corona. Di bulan Juli ia ciptakan nama baru, delta ? Hmm sungguh nama-nama ajaib yang membuatku sakit kepala  Baiklah,  Juli masih tak perlu disambut antusias namun tak lantas menihilkan imunitas  Mari jaga d

Tantangan Menulis 30 Hari

Foto : Pexels Tantangan menulis 30 hari yang diadakan oleh Blogger Perempuan membuat Ramadan terasa menyenangkan. Tak ada lagi waktu terbuang sia-sia. Rutinitas monoton yang biasanya membuatku jemu. Dengan menulis, saya bisa menumpahkan semua beban emosi. Meski kerap dihinggapi perasaan insecure, takut tulisannya tidak menarik, tapi lama kelamaan timbul semacam kesadaran dalam diri bahwa saya toh tidak sendiri. Selama kegiatan ini berlangsung, saya membaca beberapa tulisan para blogger, sebagian memukau, sebagian lain memantik semangat diri untuk terus melanjutkan tulisan ini. Bagus atau enggak, lanjutkan saja, yang penting bangun kebiasaan menulis dulu.  Seumur-umur, baru di tantangan menulis 30 Hari Blogger Perempuan yang konsisten saya ikuti sampai akhir. Biasanya,  sering gugur di tengah jalan. Faktor kesibukan yang dulu saya jadikan alasan. Padahal, yaa karena males aja sebenarnya hehe ...  Saya menulis selepas sahur sambil menunggu adzan Shubuh. Senyap. Sunyi. Nyatanya, m

Rekomendasi Podcast Favorit

Pertama-tama, mau ngucapin selamat merayakan idul Fitri teman-teman. Bagaimana acara kumpul-kumpulnya, dapat serangan pertanyaan tidak penting nggak, atau apa kabar timbangan ? Hehe  Pexels Lebaran kali ini masih kita rayakan dalam suasana Pandemi, ada yang berhasil mudik ke kampung halaman, atau ada yang kepaksa stay di rantau demi melindungi diri dari virus coronces yang masih betah berlama-lama. Minggat please minggat. Rindu jalan-jalan. Rindu kumpul-kumpul eeh jadi curhat hoho  Meski pun di rumah saja dan gak bisa melipir kemana-mana, yah di Bukittinggi hujan mulu dari pagi ampe sesorean. Mendingan di rumah. Ngobrol sama Papa, melahap rendang ayam, nonton preman pensiun 5 di RCTI yang kocak kebangetan, hingga dengerin Podcast di Spotify. Teman-teman suka mendengarkan Podcast seperti saya juga nggak ?  Berikut saya mau bahas rekomendasi 5 Podcast Spotify yang sebaiknya kamu dengarkan.  YOLO ( Your Life With Ours! ) Mengusung tagline "Adulting is Hard&quo

Lebaran Masa Kecil

Ketika kecil lebaran begitu semarak, berkumpul bersama teman-teman sebaya, merayakan datangnya hari raya dengan kembang api dan mercon. Kami tertawa begitu lepas. Bahagia tiada terkira. Kami pun berjanji shalat idul Fitri bersama.  Pexels Pagi datang. Senyum sumringah dapat baju baru. Sepatu baru. Semua serba baru. Jalan kaki menuju masjid bersama keluarga diiringi teman-teman sebaya.  Tiada yang lebih menggembirakan hati saat itu berkunjung dari rumah ke rumah bersalaman, bermaaf-maafan, pulang-pulang menggenggam uang di tangan. Angpao lebaran katanya.  Nanti siang, mulai menghitung-hitung uang yang terkumpul. Banyak rupanya. Mari jalan-jalan habiskan uang angpao di tangan. Bersama teman sebaya hati riang gembira.  Lebaran masa kecil melekat bahagianya sampai sekarang. 

Kue Lebaran Favorit

Ramadan mau usai, lantunan takbir berkumandang tak habis-habis. Tak ingin berpisah dan tak siap ditinggalkan oleh bulan suci Ramadan. Ibadah masih belum sempurna. Namun, hari raya sudah di depan mata, meski sebagian diri berduka, sebagian lainnya merasakan sukacita.  Pexels Mari kita sambut hari kemenangan dengan penuh kesyukuran, Allah berikan nikmat kesehatan hingga kita dapat duduk berkumpul untuk merayakan idul Fitri bersama keluarga tercinta.  Mari kita santap satu persatu hidangan yang tersaji di meja makan. Tak lupa jejeran kue-kue kering dalam toples. Ada nastar, kastengel, kacang telur dan seterusnya. Kalo kamu kue lebaran favoritnya apa ?  Kue lebaran favorit saya itu nastar dengan selai nanas lembut, taburan gula putih kue putri salju yang manis, renyahnya kue sapik dengan aroma kelapa yang nikmat. Ketiga trio kue lebaran favorit ini keterlaluan daya pikatnya hingga lupa pada timbangan yang terus merangkak.  Selamat lebaran teman-teman, maaf lahir batin yaa 

Rutinitas Menunggu Waktu Berbuka

Pexels Puasa itu bawaanya kepengen rebahan aja yaa ... Apalagi rebahan sembari scrolling sosmed wah ... Bisa bikin lupa waktu. Tau-tau adzan Maghrib pun berkumandang. Pertanda waktu berbuka. Akan tetapi, sayang sekali, rutinitas Menunggu waktu berbuka hanya scrolling sosmed aja. Nah, saya mau cerita dikit tentang rutinitas Menunggu waktu berbuka.  Pada postingan sebelumnya, saya sudah pernah membahas bahwa pada  Ramadan kali ini, saya cuma punya waktu luang di akhir pekan, itu pun tidak bisa dibilang luang beneran. Tugas domestik tak bisa diabaikan begitu saja.  Satu-satunya yang paling saya inginkan begitu sampai di rumah adalah rebahan beberapa menit di  atas tempat tidur sembari scrolling sosmed. Berpuasa sambil tetap beraktivitas sungguh menguras energi. Beberapa menit rebahan cara saya me-recharge diri.  Setelah itu, menyiapkan makanan untuk berbuka. Nggak banyak sih. Cuma nyiapin untuk dua orang, papa dan saya sendiri.  Di akhir pekan, kala saya punya cukup waktu luan

Review Buku : Kambing Dan Hujan

Manusia diciptakan sudah berbeda dari sononya. Mulai dari budaya, suku, warna kulit, hingga agama yang kita anut. Tapi, sayangnya, semakin ke sini, beda dikit aja bentrok. Bahkan, sereceh makan bubur ayam diaduk atau nggak, bisa berujung debat nggak penting. Iya, buat yang pikirannya cupet, susah menerima perbedaan, seremeh apa pun. Hoho ...  Nah, di Novel Kambing Dan Hujan kita diajak menengok betapa nggak asyiknya punya pikiran cupet alias sempit. Perbedaan cara pandang dalam beragama dan menjalankan ibadah nyatanya sanggup memisahkan dua sahabat karib, Fauzan dan Iskandar selama berpuluh-puluh tahun.  Identitas Buku  Judul Buku : Kambing Dan Hujan Penulis : Mahfud Ikhwan Penerbit : Bentang Pustaka  Tahun Terbit : 2015 Tebal Buku : 380 halaman Baca buku : via iPusnas Rating : 🌟🌟🌟🌟 Sinopsis Kambing Dan Hujan  Tiga setengah tahun menjalin kasih, Miftahul Abrar dan Fauziah mantap untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Namun, keinginan itu terhalang oleh perbedaan di antara mereka. B