Little Women (Gramedia) |
- Judul Little Women
- Penulis. Louisa May Alcott
- Rilis 28 November 2014
- Penerbit Gramedia
- Rating 🌟🌟🌟
- Dibaca via Ipusnas
Ketika kau merasa tidak puas, hitunglah berkatmu dan bersyukurlah
Novel ini pertama kali diterbitkan 30 September 1868 dan telah terjual lebih dari 2000 eksemplar. Novel laris selama puluhan tahun dan dibaca hingga kini dari generasi ke generasi. Bacaan sastra populer di Amerika. Makanya novel ini pun di adaptasi ke dalam film, yang terbaru dibintangi oleh Saoirse Ronan, mendapat banyak kritikan bagus di kalangan perfilman. Namun, saya tidak membahas seperti apa film Little Women yaaa, karena belum menontonnya.
Berlatar di Concord, Amerika Serikat, pada abad
ke 19, mengisahkan tentang kehidupan keluarga March dengan ke-empat puterinya
yaitu ; Meg yang cantik dan lembut, Jo yang tomboy namun bersemangat, cenderung temperamental, suka bereksperimen, dan senang menulis, Beth yang rapuh namun berhati lembut serta baik hati, Ami yang artistik, paling nyeni, egois serta kekanak-kanakan.
Kisah bermula saat Mr March harus meninggalkan keluarganya demi mengemban tugas negara, pergi ke Medan perang. Terbayang seperti apa beratnya kehidupan tanpa sosok ayah yang selama ini menjadi tempat mereka bersandar. Untunglah, sang ibu yang biasa mereka sebut Marmee, selalu ada menopang keluarga serta memberikan petuah kebijaksanaan bagi ke-empat puterinya.
Mereka bukan dari keluarga berada, tapi Marmee selalu mengajarkan untuk tak lupa menampung syukur, bahwa kecintaan kepada keluarga lebih utama ketimbang pemenuhan materi. Mereka ber-empat tak pernah kehilangan akal untuk bersenang-senang meski dalam keterbatasan. Seperti mengadakan pementasan teater, mendeklarasikan puisi, bernyanyi diiringi piano dan banyak hal menarik lainnya. Hal inilah yang membuat tetangga kaya raya mereka Laurie tertarik untuk bergabung. Pertemanan pun terjalin. Kerap mereka dibantu oleh kebaikan dan kemurahan hati Laurie serta kakeknya.
Kesan tentang Little Women
Pertama tahu tentang novel ini lewat cuplikan trailer film Little Women, iseng mencoba cari tahu di aplikasi Ipusnas, dan voila saya menemukan beberapa karya Louisa May Alcott lainnya seperti Good Wives.
Untuk zamannya, saya salut dengan pemikiran Louisa May Alcott yang berwawasan tinggi seperti bagaimana ia menggambarkan sosok Jo yang feminis, tak seperti kebanyakan perempuan pada masa itu. Seolah mengejawantahkan dirinya melalui karakter yang ia ciptakan.
Membaca buku ini kita seperti diingatkan betapa pentingnya kehangatan keluarga, menahan amarah, berlapang dada, serta bersyukur.
Baca Juga :
Sosok Jo membuat saya jatuh hati terutama ketika ia mengorbankan rambut untuk dijual ke sebuah salon demi menambah ongkos perjalanan ibunya ke Washington agar bisa menjenguk ayah mereka yang sakit keras. Ia pun senang menulis dan pemikirannya membuat saya terpukau. Cukup kecewa Jo tak berakhir dengan Laurie ðŸ˜
Oiya, Jo sangat telaten merawat Beth selama sakit parah. Tak sekalipun ia beranjak dari sisi Beth. Paling depan urusan mengulurkan bantuan. Tidak mikir lama. Pokoknya, di mata Jo keluarganya adalah segalanya. Terbukti Jo yang paling banyak berkorban untuk keluarga March.
Kesombongan merusak orang-orang yang paling cerdas sekalipun. Kualitas terbaik dari semua kekuatan adalah kerendahan hati
Komentar
Posting Komentar