Apa September kamu sudah ceria seperti judul lagunya Vina Panduwinata? Well, jujur saya malah blom pernah denger gimana September Ceria-Vina Panduwinata, tapi akrab sama judul lagunya setiap bulan September datang. Atau segloomy dan segalau Wake me up when September End-nya Green Day kah kamu ?
Bagi saya, September itu full kabut asap. No more blue skies. Buat ngehirup udara bersih aja susah. Kudu pasang masker kemana-mana tapi saya termasuk bandel. Ribet akh masker-masker segala. Tapi, buat yang berada di lokasi kejadian kebakaran hutan wajib hukumnya pasang masker.
Berhubung sabtu kemaren itu kabut asap menjadi-jadi disertai angin kencang yang wuuuuus sepoi-sepoi badai. Ndak berani malala. Mingkem jadi anak rumahan sambil selimutan, ngopi, dan baca buku.
Hmmm blakangan gegara kerjaan dan pinjam istilah keren sekarang traveling. Salah sekian dari hobi saya kepaksa terpinggirkan. Hidup kan memang kudu milih. Walau kalau bisa seandainya pun pengen banget traveling sambil baca. Tapi kan susyeee euy. Traveling itu kan di buru waktu. Bergerak kesana kemari. Jarang diemnya.
Jadi, sabtu berkabut nan berangin sepoi-sepoi badai itu saya putusin baca novel Bulan-Tere Liye. Butuh perjuangan di awal ngebaca novelnya. Karena mood baca saya sedang sakaratul maut. Dengan mengucap bismillah saya bertekad kudu kelar ini novel pokoknya.
Tere Liye mank gitu yaaa kebiasaan. Secara saya penggemar karya beliau. Jadi pahamlah gimana gaya dia bercerita melalui karya novelnya. Rada flat di awal. Pas ke tengah sampai akhir bakalan larut sama ceritanya. Salut sama setiap novel-novel Tere Liye. Selalu punya pesan moral nan dalam. Bikin kita memandang hidup dari sisi paling terangnya.
Novel Bulan yang akhirnya berhasil saya khatamkan itu, adalah novel fantasi. Mengingatkan saya sama The chronicles of narnia-C.s Lewis atau The lord of the ring-JRR.Tolkien. Meski mungkin tak semegah narnia dan lord of the ring, novel bulan menghibur kok. Bacaan ringan untuk kembali berakrab ria dengan hobi lama.
Kelar ngebabat novel Bulan, semangat melanglang buana saya kumat. Waaaa ndak sabaran masuk keluar hutan, ngedaki gunung, maen di aer terjun dan malongo di pantai yang belum kesampean.
Komentar
Posting Komentar