Kemarin saya memilih memejam terlalu awal. Suasana kemaren sore nan dingin, so gloomy, huft .. saya berharap hujan turun deras. Sebab kabut asap teramat mengganggu bagi semua panca indera. Dan saya lelah mengingat atau terlarut bersama pikiran-pikiran di kepala tentang beberapa hal. Kesadaran ini baru ngeh ketika hari berubah gelap. Well, ternyata saya terninabobokan suasana. Baguslah bisa tertidur pulas tanpa pikiran-pikiran menggerogoti.
I know, saya luar biasa addict sama sosial media. Terbangun tengah malam dan tanpa komando. Jari-jari saya lincah pencat-pencet handphone. Tersedot otomatis ke dalam jejaring media sosial. Beberapa pemberitahuan masuk. Kali ini saya lupa mematikan nada pemberitahuan. Saya mengukir senyum khas bangun tidur. Dering nada demi nada seperti penghiburan dalam suasana malam yang hening.
Beberapa pemberitahuan saya lirik tapi tak berkesan. Mungkin saya menunggu sesuatu tapi belum menemukan apa yang sesungguhnya ditunggu. Kesadaran saya belum sepenuhnya utuh. Langsung beberapa saya hapus. Tidak ada apa-apa. Lebih baik kembali tidur. Memejam sampai pagi.
Sampai kepala berasa kejedot. Ada sesuatu pesan yang belum sepenuhnya saya cerna. Tengah malam buta, kebangun tiba-tiba, hey ... pesan demi pesan itu bikin perut langsung laper. Saya termenung.
Di tengah segala hal yang membebani kepala belakangan ini. Ada yang perlu saya beri ruang perhatian. Ada yang kembali harus saya rasakan. Tentang sebuah sikap bernama ego. Sudah benarkah atau keliru semata ?
Terkadang pertanyaan tentang arti dan tujuan eksistensi itu selalu mengemuka. Tepat ketika kebimbangan hadir. Tuhan selalu punya cara khusus mengingatkan saya. Tengah malam tadi saya bersyukur untuk nafas yang masih diberi.
Kepada masalah yang terus menghampiri. Kau boleh datang kapan saja. Kepada impian yang terkadang dikandaskan. Saya masih memelihara harap dan tak pernah memudar. Ada dan selalu ada. Hasbunallah wa nikmal wakiil. Cukuplah Allah.
Terima kasih sudah mempercayakan cerita paling kelam itu kepada saya. Pasti sangat sulit. Dan butuh keberanian untuk menaruh percaya serta terbuka. Tetap lihat hidup dari sisi paling terangnya. Terima kasih tanpa sadar telah menampar kesadaran saya. Bukanlah saya yang menginspirasi tapi kisah kelammulah sejatinya inspirasi saya.
Kalau bosan hidup karena dipaksa terus bergerak. Istirahatlah sejenak tapi jangan memilih mati. Yang hebat yang sanggup bertahan hidup. ( sepertinya mulai ngelantur huft ... )
Komentar
Posting Komentar