Langsung ke konten utama

Weekend nyantai di Tarusan Kamang

Weekend itu paling seru yaaa jalan-jalan. Menjauh sejenak serta keluar menemui tempat-tempat baru semacam refreshing otak. Mumet sekaligus jenuh parah yang kerap kali mampir butuh dilenyapkan.
Tak harus jalan-jalan ke tempat jauh kalau dana sama waktu sedang bersebrangan. Menghabiskan weekend di taman kota atau iseng mengeksplorasi objek wisata dimana kamu berada patut dipertimbangkan. Sekedar duduk. Mengamati manusia berlalu-lalang. Menyesap cappucino cincau. Atau ngobrol ngalor-ngidul sama temen. Itu saya sih. Weekend yang tidak kehilangan makna serunya.

Tapi, sesekali saya pengen nyobain sesuatu yang baru. Keluar dari kebiasaan weekend santai tadi. Sudah kenyang dengan ritual duduk santai, ngobrol ngalor-ngidul, menyesap cappucino cincau di pelataran jam gadang menjelang maghrib. Mengitari pasar atas juga keburu sakit mata. Atau dijamu jenuh menjabani ngarai sianok serta great wall atau janjang saribunya. Saya beneran butuh pemandangan baru bagi sudut pandang baru. Segar dan menyuntikkan energi ke jiwaraga mendekati jenuh akut.

Weekend sore itu saya habiskan menjauh sejenak dari Bukittinggi. Ada satu tempat yang masih alami. Yang pemandangannya tidak kalah pokoknya dari Puncak lawang. Saya sering dengar nama tempat itu disebut. Entah lewat obrolan atau media social yang bikin mupeng.

Gerah nggak sih cuma kebagian jadi penonton? Malu juga dong saya itu tempat deket banget sama Bukittinggi. Dan saya sama sekali belom pernah ke sana sekali pun. Well, weekend harus saya lakonin ke tempat itu. Ditemani travelmate tergokil, Dona bakda zhuhur meluncur manislah kami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar - Tere Liye

Hampir 6 tahun lamanya, saya memutuskan berhenti membaca buku-buku karya Tere Liye . Bukan karena karyanya jelek. Melainkan, saya ingin eksplorasi karya penulis lain. Rasanya, hidup terlalu singkat, bila hanya dihabiskan membaca satu karya penulis saja. Mulailah saya bertualang dan mengoleksi berbagai buku yang menarik perhatian dan memperkaya wawasan dan sudut pandang.  Hingga suatu hari, terbitlah novel karya Tere Liye yang berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Novel yang rilis tanggal 1 Februari 2024 bertepatan dengan suasana menjelang pemilu.  Jujur, saya sama sekali belum tertarik untuk membeli. Sekadar saya lirik di akun IG Tere Liye. Sampai saya ke-trigger oleh twit dari Ernest Prakasa yang memposting novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye. Kaget dan nggak nyangka ! Ernest Prakasa baca novel Tere Liye !!!! Review-nya ini novel yang sungguh berani. Terlalu berani. Salut .  Saya pun penasaran. Apakah novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar akan se...

Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim

[ Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim ] Buku merupakan tempat pelarian ternyaman yang saya pilih. Setiap kali lelah dengan ekspektasi yang seringnya ketinggian, cemas sama masa depan, khawatir dengan opini orang lain atau kesal dan kecewa ketemu orang-orang yang bikin emosi. Ajaibnya, dengan buku kayak punya teman cerita, teman diskusi yang asyik dan nyambung. Boro-boro di dunia nyata, susah ketemunya. Hehe  Sama halnya, saat saya baca Buku The Things You Can See Only When You Slow Down ini, berisi pesan-pesan singkat seperti kutipan bijak dan essai sederhana namun bermakna. Saking sukanya, buku ini sudah berkali-kali saya baca ulang. Tapi, baru kali ini, saya sempat mereview buku yang terjual  lebih dari 3 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.  Buku ini mengulas segala aspek kehidupan sehingga wajar kamu pun bakal merasa relate dengan 8 Bab yang dijabarkan yakni Bab 1 : Istirahat, Bab 2 : Keber...

Buku Filosofi Teras, Mental Tangguh Menghadapi Dinamika Hidup

Apa kabar ? Masihkah semangatmu nyala? Atau terendap dalam kubangan emosi negatif ? Kenalan yuk sama buku filosofi teras , siapa tahu dengan membaca buku ini bisa mengubah persepsimu tentang musibah yang kamu alami serta emosi negatif yang belum mampu dikendalikan seperti rasa cemas, khawatir hingga depresi.  Judul Buku : Filosofi Teras Penulis : Henry Manampiring Penerbit : Kompas  Terbit : Tahun 2018 Jumlah: 344 halaman Rating 🌟🌟🌟🌟 Baca melalui iPusnas Ternyata, sumber itu semua letaknya di pikiran kita. Kebiasaan kita yang suka mendramatisir kesedihan dan berlarut-larut di di dalamnya, memicu emosi negatif, yang bikin hidup tidak tenang. Kita senantiasa dirong-rong oleh kekhawatiran yang kita ciptakan sendiri. Padahal, belum tentu terbukti juga, kan ? Some things are up to us, some things are not up to us - Epictetus Karena itu, melalui buku  Filosofi Teras, Om Piring sapaan akrab penulis, menganjurkan kita harus mencoba belajar mengendalikan pikiran me...