Langsung ke konten utama

Alasan Menulis di Blog

Menulis blog
Ngapain nge-blog - MizzYani

Pada blogpost sebelumnya, saya cerita sedikit kenapa bisa kecebur bikin blog ? Iya, murni iseng, gak mikir macem-macem, blog pun terkesan ada dan tiada, persis mati suri. Hingga pada akhirnya, Coronces menyerang tanpa ampun, situasi tenang adem ayem berubah seketika, saya pun mulai melirik blog lama. Dan menulis blog sampai sekarang.

Saya menyadari satu hal, bahwa sepertinya Tuhan menuntun saya untuk kembali membuka blog lama. Seketika, saya dibuat terkesima dengan tulisan sendiri. Itu beneran saya yang nulis, kesambet di mana sih ? Kok bisa merangkai kata sedemikian menyentuh ? Hehe mulai narsis. Gak papa yah. Sesekali kok. janji hahahah 

Sempat diliputi ragu, akankah saya sanggup menulis lagi setelah lama tidak rutin menulis. Tulisan saya gak sebagus blogger lain, emang ada yang mau baca ? Tapi, kalo minderan terus yaa kapan bergeraknya? Sembari mengucap bismillah, saya mulai menulis dan ajaibnya, keraguan itu lenyap. 

Menulis membuat saya lebur bersama waktu, melupa pada kekecewaan, nestapa, sakit hati, dan kegelisahan. Menulis seakan menjelma obat penawar bagi semua emosi negatif yang terendap sejak Coronces. 

Dari situ, saya mulai mencari tahu seluk beluk dunia blogger, gabung di komunitas. Wah, seru banget yah. Sesama blogger saling menyemangati, gak pelit bagi ilmu, saya jadi termotivasi untuk menulis di blog. Meski sempat sedih karena blog saya lajunya selambat siput. Tulisan inspiratif dari blogger lain yang sempat saya baca seakan menyemangati, untuk terus menulis dengan konsisten, buktiin diri dulu, nggak usah mikir kejauhan, ntar malah gak nulis apa pun di blog. 

Tanpa menulis di blog, saya gak yakin akan baik-baik saja melewati tahun kemaren. Itulah salah satu alasan kenapa hingga sekarang blog MizzYani masih kepake. 

Punya blog itu seperti menemukan rumah, tempat saya leluasa mengeluarkan isi hati, membagikan hal-hal yang saya sukai yang belum tentu saya dapati dengan teman-teman di dunia nyata. Bukan berarti gak menghargai pertemanan di dunia nyata loh. Namun, menyenangkan sekali rasanya menemukan teman diskusi yang sefrekuensi serta memiliki minat sama. 

Ada saat di mana saya seakan menjauh, bukan melupa, tak jua abai. Hati ini entah kenapa akan dan selalu menuju blog ini, mengingatku untuk berkisah, merangkai kata demi kata. Selayaknya dekapan hangat penuh ketulusan setiap kali saya mulai menulis di blog.



Komentar

  1. wah keren mba yani, dikarenakan coronces akhirnya tergeraknhatinya menyapa blog lama dan mulai menghidupkannya lagi. Semangat untuk tidak minderan patut kucontoh nih sebab diriku jujur saja masih sering minderan hiks..hiks

    tapi memang kalau pas lagi dalam keadaan mellow banget nulis blog ntah kenapa justru malah pas lancar lancarnya wkwkwkkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbaa Nita ... Iya nih, kayaknya kita mesti belajar pede yah, terus menulis dan menulis, moga-moga ketiban cuan kelak.

      Tiap kali mellow saya suka sok nulis puitis gitu Mbaa hahah ... Kenapa bisa gitu yaa ... Lancar tanpa hambatan hehe

      Hapus
  2. Semangat ya mbak semoga tetap konsisten menulis, tulisan mbak bagus bagus loh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mbak Ami ...
      Makasih mbak udah berkunjung semoga betah yah. Salam kenal 😁

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar - Tere Liye

Hampir 6 tahun lamanya, saya memutuskan berhenti membaca buku-buku karya Tere Liye . Bukan karena karyanya jelek. Melainkan, saya ingin eksplorasi karya penulis lain. Rasanya, hidup terlalu singkat, bila hanya dihabiskan membaca satu karya penulis saja. Mulailah saya bertualang dan mengoleksi berbagai buku yang menarik perhatian dan memperkaya wawasan dan sudut pandang.  Hingga suatu hari, terbitlah novel karya Tere Liye yang berjudul Teruslah Bodoh Jangan Pintar. Novel yang rilis tanggal 1 Februari 2024 bertepatan dengan suasana menjelang pemilu.  Jujur, saya sama sekali belum tertarik untuk membeli. Sekadar saya lirik di akun IG Tere Liye. Sampai saya ke-trigger oleh twit dari Ernest Prakasa yang memposting novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar karya Tere Liye. Kaget dan nggak nyangka ! Ernest Prakasa baca novel Tere Liye !!!! Review-nya ini novel yang sungguh berani. Terlalu berani. Salut .  Saya pun penasaran. Apakah novel Teruslah Bodoh Jangan Pintar akan se...

Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim

[ Review Buku The Things You Can See Only When You Slow Down - Haemin Sunim ] Buku merupakan tempat pelarian ternyaman yang saya pilih. Setiap kali lelah dengan ekspektasi yang seringnya ketinggian, cemas sama masa depan, khawatir dengan opini orang lain atau kesal dan kecewa ketemu orang-orang yang bikin emosi. Ajaibnya, dengan buku kayak punya teman cerita, teman diskusi yang asyik dan nyambung. Boro-boro di dunia nyata, susah ketemunya. Hehe  Sama halnya, saat saya baca Buku The Things You Can See Only When You Slow Down ini, berisi pesan-pesan singkat seperti kutipan bijak dan essai sederhana namun bermakna. Saking sukanya, buku ini sudah berkali-kali saya baca ulang. Tapi, baru kali ini, saya sempat mereview buku yang terjual  lebih dari 3 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.  Buku ini mengulas segala aspek kehidupan sehingga wajar kamu pun bakal merasa relate dengan 8 Bab yang dijabarkan yakni Bab 1 : Istirahat, Bab 2 : Keber...

Buku Filosofi Teras, Mental Tangguh Menghadapi Dinamika Hidup

Apa kabar ? Masihkah semangatmu nyala? Atau terendap dalam kubangan emosi negatif ? Kenalan yuk sama buku filosofi teras , siapa tahu dengan membaca buku ini bisa mengubah persepsimu tentang musibah yang kamu alami serta emosi negatif yang belum mampu dikendalikan seperti rasa cemas, khawatir hingga depresi.  Judul Buku : Filosofi Teras Penulis : Henry Manampiring Penerbit : Kompas  Terbit : Tahun 2018 Jumlah: 344 halaman Rating 🌟🌟🌟🌟 Baca melalui iPusnas Ternyata, sumber itu semua letaknya di pikiran kita. Kebiasaan kita yang suka mendramatisir kesedihan dan berlarut-larut di di dalamnya, memicu emosi negatif, yang bikin hidup tidak tenang. Kita senantiasa dirong-rong oleh kekhawatiran yang kita ciptakan sendiri. Padahal, belum tentu terbukti juga, kan ? Some things are up to us, some things are not up to us - Epictetus Karena itu, melalui buku  Filosofi Teras, Om Piring sapaan akrab penulis, menganjurkan kita harus mencoba belajar mengendalikan pikiran me...