Langsung ke konten utama

Belajar Bahasa Asing Adalah Caraku Mencintai Otak

Foto : Pexels Image

Saya teringat, ucapan Haraboji Sim Deok-Chul di drakor Navilerra, "sesuatu yang kausimpan lama bisa menumpul. Mulai saja. Paksakan saja meski kau belum siap". Seringkali, saya berlindung di balik kata tidak siap, belum siap atau belum waktunya hingga kemampuan berbahasa asing saya menguap begitu saja tertelan waktu. 

Flashback ke jaman masih remaja, bahasa Inggris merupakan bahasa yang membuat saya rela mengorbankan waktu bermain. Begitu terlena saya pada tuturan bahasa yang sama sekali asing di kuping namun memiliki daya magis. Membuat saya kala itu bermimpi dengan menguasai bahasa asing saya bisa melihat dunia, tak sebatas tempat kedua kaki ini berpijak, dapat bersinggungan dengan budaya lain, ragam warna kulit. Yang saya tahu ketika itu, bahasa Inggris merupakan bahasa dunia, ia menjadi jembatan komunikasi antar negara dengan latar belakang yang berbeda. 

Saya ingat dengan jelas, betapa luar biasanya semangat yang saya kerahkan ketika itu. Saya tetap bersikukuh ikut kursus bahasa Inggris di Brilliant, bukan hal mudah bila kamu adalah si pemalu dan si penggugup. Padahal, saya dan tiga teman akrab saya sudah sepakat ikut kursus bahasa Inggris di tempat itu. Entah kenapa mereka berubah pikiran. Saya sedikit gentar, ngeri membayangkan sendirian di kelilingi orang yang sama sekali asing tapi terlanjur bayar. Yasudah, jalani saja. Ternyata, keputusan saya tepat. Di tempat itu saya dipertemukan dengan instruktur bahasa Inggris yang luar biasa hebat, bahasa Inggris menjadi bahasa yang menyenangkan. 

Akh, tapi menyedihkannya, sang nasib memutar arah hidup saya. Impian ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi terbentur. Selalu dan selalu. Namun, apakah itu menghentikan kecintaan saya pada bahasa Inggris ? Oh, tentu tidak. 

Banyak jalan menuju Roma, bukan ? Nggak ada akar, rotan pun jadi. Owkay, saya nggak bisa atau belum bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Belajar toh bisa di mana pun juga. Paling-paling, gak dapet title sih. Hehe 

Saya menyiasati situasi itu dengan rajin membaca artikel berbahasa Inggris, mendengarkan lagu berbahasa Inggris, atau memahami liriknya. Dengan begini, saya tetap terhubung dengan bahasa yang saya cintai ini. 

Selain bahasa Inggris, saya juga memiliki ketertarikan pada bahasa Korea. Namanya juga bucin drama Korea, hampir setiap hari maraton nge-drakor. Secara tidak langsung, beberapa kata dalam bahasa Korea dapat saya pahami. Seru kali yaa suatu saat piawai berbahasa Korea trus gak butuh subtitle lagi tiap kali nge-drakor. Hehe ...

Agar kemampuan berbahasa Korea saya bertambah, mendengarkan lagu-lagu mereka sudah pasti saya lakukan. Meski lidah belibet tapi keseruan belajar sesuatu yang baru membuat saya tak berhenti mencoba dan menantang diri sendiri. Alhasil, bisa lah ikut nyanyi dengan bahasa Korea meski pun bagian chorus doang. Hihi 

Pamungkas, lebih mendalami bahasa Arab. Wuiiih ... dari bocah ampe segede sekarang kemampuan bahasa arab saya masih belum berkembang sepesat bahasa Inggris. Miris sama diri sendiri. 

Oh iya, saya sempat belajar bahasa Jepang loh di sekolahan. Cuma nggak lanjut, saya bukannya gak tertarik tapi maapkeun waktu itu cara gurunya mengajarkan bahasa Jepangnya yang gak menarik. Sel-sel di otak saya tiarap. Mending fokus ke bahasa Inggris. Hoho ... 

Belajar bahasa asing itu perlu, dengan tidak melupakan bahasa sendiri, yaitu bahasa Indonesia. Dengan mempelajari bahasa Asing otak kita bakal terhindar dari kepikunan. Lupa-lupa dikit mah gpp tapi kalo pikun total, saya mah ogah. Yuuuk, mulai cintai otak kita, dengan mulai belajar bahasa asing. Gak mau pikun kan ? 😅

Komentar

  1. Setuju mbaa .. apalagi skrg banyak aplikasi belajar bahasa asing jadi berasa kaya main game

    BalasHapus
  2. Thanks to technologi yaa kak Adina. Belajar lebih mudah asal ada kemauan. Hihi
    Salam kenal kak Adina. Terima Kasih sudah berkunjung.

    BalasHapus
  3. Ngerasa ada temen wkwk bener sih kalau gak dipakai jadi hilang entah kemana itu si vocab

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts

Review Buku : Love Letters for the Future You - Adi K

Identitas Buku Judul Buku : Love Letters for the Future You Penulis : Adi K Penerbit : PT Elexmedia Komputindo Tahun terbit : 2019 Tebal Buku : 192 Baca Buku di : iPusnas Menutup penghujung Februari dengan bacaan penuh cinta, seperti kebiasaanku dalam memilih bacaan, impulsif tanpa perlu repot nyari tahu latar belakang si penulis atau seperti apa review dari pembaca. Yang jelas kepengen baca saja.  Berbekal minim info tentang si penulis, saya tidak punya ekspektasi berlebih. Buku puisi eeeh bukan, ralat ini bukan buku puisi melainkan "Just a collection of notes and letters I write on my mind but I never had the chance to show it to you. Until now" begitu penjelasan Adi K 😘 Meski pun ditulis dalam bahasa Inggris tapi masih sanggup dicerna alias yang level basic seperti saya nih kelar menamatkan buku ini dan gak ada keluhan otaknya mumet.  Beberapa ungkapan cinta dari buku Love Letters for The Future You yang saya suka  You don't know me (yet), But I feel like

(Beauty) Review Scarlett C-Power Serum Solusi untuk Kulit Kusam

Usia kepala tiga membuat saya sedikit was-was terutama menyangkut permasalahan kulit seperti timbulnya garis-garis halus, flek hitam hingga kadar kelembapan kulit yang sudah mulai berkurang. Kebayang nggak tuh kadang saya berasa seberat itu berkepala tiga. Heleh … over banget ya hehe  Emang kerjaaanku nggak bisa jauh-jauh bersinggungan sama sinar UV yang kebangetan jahatnya buat kulit wajah. Jujur, saya baru beberapa tahun punya kesadaran penuh untuk concern sama skin care. Tapi, tidak ada kata terlambat buat glowing meski butuh ketelatenan dan kesabaran ekstra. Nah, dari artikel yang saya baca terkait permasalahan kulit yang saya sebutin kayak di atas itu. Salah satunya produk skincare yang disarankan adalah dengan apply serum yang ada kandungan vitamin C. Dulu pas saya masih buta soal per-skinkeran dan tetek bengeknya, saya pake serum vitamin C yang asal aja. Eeh, bukannya glowing malah berminyak dan jerawatan serta perih tiap diaplikasikan. Sejak itu, saya stop daripada

Review Buku Hal-Hal yang Boleh dan Tak Boleh Kulakukan

" Ada saat ketika hidup penuh penderitaan. Atau ketika semua terasa berat dan hati rasanya patah. Dan ada kalanya juga kita ingin merebahkan diri di jalanan. Tapi, kita bisa bangkit. Manusia pasti bisa bangkit" Identitas Buku  Judul Buku : Hal-Hal yang Boleh dan Tak Boleh Kulakukan - Kumpulan Refleksi Diri Agar Hidup Menjadi Lebih Menyenangkan  Penulis : Teruko Kobayashi  Alih Bahasa : Faizal Desain Sampul : Suprianto Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2022 Genre : Self-Improvement Baca buku melalui iPusnas Rating 🌟🌟🌟🌟 Perhatikanlah ilustrasi covernya yang minimalis tapi begitu menenangkan saat dipandang, seolah mewakili pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Teruko Kobayashi merupakan ahli kecantikan dari Jepang yang lahir pada tahun 1935. Sepak terjangnya dalam dunia kecantikan selama lebih dari 50 tahun menginspirasinya untuk membagikan kumpulan renungan berupa 25 hal yang boleh dan tak boleh dilakukan yang kelak dapat memudahkan kita dalam menjalani hidup. Mes

Pengalaman Luluran Sambil Massage di Siti Hawa Day Spa Bukittinggi

Punya teman yang suportif itu seru, vibesnya sangat positif. Saya dan si teman yang sering kupanggil Abun punya beberapa wish list yang kepengen kita wujudkan. Pelan-pelan yang tadinya sekadar wacana berubah jadi kenyataan. Seperti kepengen jadi mahasiswa, kayaknya hidup yang monoton perlu dikasi kejutan-kejutan yang bikin kita terpacu untuk memperbaiki diri. Mungkin, buat mereka yang pasif dan tak berani bermimpi, wish list yang sering kami ucapkan hanyalah ucapan sambil lalu. Namun, jauh di lubuk hati terdalam saya selalu meng-aminkan setiap wish list itu. Salah sekian dari wish list kami adalah kepengen menikmati sensasi luluran dan massage di Siti Hawa Day Spa. Kebetulan lokasinya berdekatan dengan rumah dan tempat kerja. Perihal biaya meski harus menunggu cukup lama, finally kesampean juga dimassage dan dilulur berasa jadi princess sehari.  Foto : MizzYani  Hari itu cerah, langit super terang benderang, jam 10 pagi sesuai dengan kesepakatan, kami meluncur ke Siti Hawa Day Spa. Oiy

Rambut Rontok Berkurang dengan Mustika Ratu Hair Oil Cem ceman

Mustika Ratu Hair Oil cemceman Buatku 2020  tahun paling absurd, aneh,  menjengkelkan, menyulut cemas, serta hari depan mengabur. Sekadar berharap malah ketar-ketir. Virus  Corona   sekeparat itu, banyak korban berjatuhan, banyak nyawa melayang sia-sia, ekonomi pun tergerus. Termasuk aku di antara sekian juta yang ikut merasakan imbasnya. Muncul pikiran aneh yang ujung-ujungnya overthinking , mempengaruhi mood, berefek ke rambutku yang sempat mengalami kerontokan . Kalau sehelai 2 helai gak masalah, yang bikin saya panik dan hampir senewen, kerontokan rambutku sudah masuk tahap tidak wajar. Rambut rontokku menginvasi mulai dari lantai ruang tamu sampai kamar mandi. Setiap kali nyisir atau pegang rambut gak pernah gak rontok. Sesekali wajar, tapi hampir setiap waktu, kebayang gak seberapa menipisnya rambut di kepala.  Mulailah aku  Googling produk perawatan rambut rontok,dan menemukan   Mustika Ratu   Hair Oil   Cem ceman , yang banyak direkomendasikan. Terbuat dari minyak

Renungan Awal Januari

Aku ingat dengan jelas euphoria yang melingkupi perasaanku saat tahu liburan sudah di depan mata. Yang artinya, aku diberikan jeda meski tak lama dari kebisingan dan hiruk-pikuk tempatku bekerja. Jangan bayangkan kalau aku akan dengan semangat menyusun rencana-rencana seru menyambut momen liburan. Aku belum dan tak terpikir ingin traveling. Atau mengunjungi teman lama sekadar berbagi kisah.  Pexels   Satu-satunya rencana liburan yang menyenangkan menurutku melakoni hidup yang santai, tanpa huru-hara, aku bisa bangun di pagi hari dengan tenang. Tanpa perlu memikirkan apakah aku sudah bangun tepat waktu ? Aku dilingkupi perasaan yang cukup damai. Aku menyesap kopi hitam hangat dengan tanpa ketergesa-gesaan. Setiap sesapan kopi kuhirup tanpa ambil pusing dengan apa yang mungkin akan terjadi dalam hidup.  Tampak tidak antusias dan ambisius. Sepertinya begitulah caraku bertahan dan tetap punya pandangan tidak sinis pada hidup. Karena, biasanya, aku susah mengendalikan pikiran un